Kementerian Perdagangan melaporkan bahwa banjir dan longsor yang melanda kawasan Sumatra Utara, Aceh, dan Sumatra Barat telah mengakibatkan kerusakan signifikan pada 112 pasar rakyat. Jumlah kerusakan ini terus dimutakhirkan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang bersifat dinamis.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa pendataan yang dilakukan menunjukkan bahwa Sumatra Utara menjadi daerah dengan angka kerusakan tertinggi. Di wilayah ini, terdapat 44 pasar yang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut, sementara Aceh dan Sumatra Barat masing-masing memiliki tiga dan 65 pasar yang terdampak.
Upaya perbaikan fasilitas di pasar rakyat ini melibatkan koordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut Budi, proses perbaikan sangat bergantung pada rekomendasi yang akan diberikan sesuai dengan tingkat kerusakan yang terjadi pada setiap pasar.
Kerusakan Pasar dan Infrastruktur di Tiga Provinsi
Data terbaru menunjukkan kerusakan yang luas dan sangat mempengaruhi akses pembagian hasil pertanian dan produk lokal. Banjir yang melanda telah mengganggu aktivitas ekonomi di kawasan tersebut, termasuk memutus akses jalan utama yang menghubungkan berbagai daerah.
Pemerintah daerah dan Kementerian terkait sedang merancang rencana rehabilitasi. Prioritas utama saat ini adalah mengidentifikasi pasar-pasar yang paling parah kerusakannya untuk segera mendapatkan perbaikan.
Menteri Budi juga menjelaskan bahwa proses perbaikan akan berlangsung secara bertahap. Tim akan berupaya menyelesaikan semua data yang diperlukan agar perbaikan dapat dilakukan seefisien mungkin, memastikan dampak terhadap perdagangan lokal dapat diminimalisir.
Pentingnya Data Akurat dalam Penanganan Bencana
Salah satu tantangan besar dalam penanganan bencana adalah kebutuhan akan data yang akurat dan terkini. Pendataan yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk mengetahui jumlah kerusakan, tetapi juga untuk menghitung potensi kerugian bagi para pedagang.
Estimasi kerugian yang didapat akan mempengaruhi keputusan anggaran yang diperlukan untuk penanganan situasi saat ini. Pemerintah daerah serta pihak terkait diharapkan dapat bekerja sama untuk menyusun perhitungan yang tepat agar bantuan dapat segera disalurkan.
Budi menekankan bahwa semua proses ini harus dimulai dengan informasi yang solid agar upaya perbaikan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pendataan yang berkualitas juga akan membantu dalam merumuskan strategi mitigasi di masa mendatang.
Potensi Kerugian dan Anggaran yang Diperlukan
Menurut pemerintah, total kebutuhan anggaran untuk perbaikan infrastruktur akibat bencana ini diperkirakan mencapai Rp51 triliun. Sebagian besar dana tersebut akan dialokasikan untuk rehabilitasi infrastruktur kritis di Aceh dan Sumatra Utara.
Kerusakan yang meluas tidak hanya berdampak pada pasar, tetapi juga mengakibatkan lebih dari 157 ribu rumah terdampak, menutup ratusan jalan, dan memaksa ribuan orang untuk mengungsi. Ini menunjukkan betapa mendesaknya langkah-langkah perbaikan dan rehabilitasi.
Selain itu, gangguan pasokan pangan menjadi isu yang tak kalah penting. Dengan banyaknya infrastruktur yang rusak, distribusi barang dan kebutuhan pokok juga terganggu, menyebabkan kekhawatiran akan kelangsungan pasokan di daerah terdampak.











