Penerbangan Wings Air di Bandara Komodo di Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur, baru saja mengalami pembatalan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo, Ceppy Triono, mengkonfirmasi bahwa tiga penerbangan dibatalkan dan dua lainnya dialihkan pada tanggal 21 September. Hal ini menunjukkan dampak serius dari aktivitas vulkanik yang terjadi di daerah tersebut.
Pembatalan penerbangan tersebut berdampak pada rute ke Kabupaten Ende dan Bajawa, yang dilayani oleh maskapai Wings Air. Ceppy menyebutkan bahwa situasi ini belum mengganggu operasional bandara secara keseluruhan, meskipun pengawasan terus dilakukan untuk memastikan keselamatan penerbangan.
Meski ada pembatalan, pemeriksaan udara menunjukkan bahwa bandara bebas dari sebaran abu vulkanik akibat erupsi. Namun, evaluasi akan terus dilakukan, terutama dengan status Gunung Lewotobi yang masih dalam level awas, sehingga potensi dampaknya tetap harus diwaspadai.
Aktivitas Vulkanik Gunung Lewotobi dan Dampaknya terhadap Penerbangan
Gunung Lewotobi Laki-laki berada dalam status Level IV, yang menunjukkan adanya potensi bahaya yang tinggi. Pada hari Sabtu, gunung ini mengalami tujuh kali erupsi dengan letusan mencapai ketinggian antara 1.000 hingga 2.500 meter. Asap yang dihasilkan tampak berwarna kelabu, menandakan intensitas erupsi yang cukup signifikan.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi menyampaikan bahwa letusan membawa asap dengan tekanan sedang hingga kuat, yang berpotensi mempengaruhi kawasan sekitar. Kejadian ini bukan hanya menjadi perhatian bagi pihak maskapai penerbangan, tetapi juga masyarakat yang tinggal di sekitar gunung berapi tersebut.
Data dari PGA menunjukkan bahwa tekanan dan ketinggian asap yang teramati mencapai 1.500 hingga 3.000 meter di atas puncak kawah. Oleh karena itu, pihak berwenang sangat menyarankan masyarakat untuk tetap mengikuti arah dan informasi resmi terkait status keselamatan dan kesehatan dalam menghadapi erupsi ini.
Keamanan Penerbangan dan Tindakan yang Diambil oleh Otoritas
Otoritas bandara telah melakukan berbagai upaya untuk memastikan keamanan penerbangan. Salah satu langkahnya adalah dengan melakukan pemeriksaan menggunakan paper test untuk mendeteksi keberadaan abu vulkanik di area bandara. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tetap negatif, namun ini tentu perlu diwaspadai karena situasi dapat berubah sewaktu-waktu.
Ceppy Triono menegaskan bahwa bahkan dengan kondisi saat ini, operasional bandara masih dianggap aman jika situasi tidak berubah drastis. Pemantauan dan tindakan preventif yang diambil merupakan komitmen pihak berwenang untuk menjaga kebersihan dan keselamatan bandara serta penumpang.
Kepastian dari otoritas bandara mengenai keamanan juga membantu memberikan rasa nyaman bagi para wisatawan dan penumpang yang terpaksa mengalami pembatalan jadwal penerbangan. Ini adalah bagian dari upaya agar semua pihak mendapatkan informasi yang transparan dan akurat selama masa yang tidak menentu ini.
Pentingnya Kesadaran dan Edukasi Masyarakat tentang Bahaya Vulkanik
Pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai potensi bahaya dari aktivitas vulkanik tidak bisa dianggap sepele. Masyarakat yang tinggal di sekitar kegunungapian perlu dilengkapi dengan informasi yang memadai tentang apa yang harus dilakukan saat terjadi erupsi. Hal ini tidak hanya untuk keselamatan mereka, tetapi juga untuk meminimalisir dampak yang lebih luas.
Pendidikan tentang bagaimana membaca tanda-tanda dari aktivitas vulkanik juga sangat diperlukan. Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih siap menghadapi situasi darurat dan mengambil tindakan yang tepat. Selain itu, informasi mengenai zona aman dan tempat evakuasi harus selalu diperbaharui dan disosialisasikan secara berkala.
Dalam hal ini, kerjasama antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi risiko dan meningkatkan kewaspadaan. Komunikasi yang baik antara semua pihak akan mampu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terinformasi di tengah ancaman bencana alam.











