Monday, August 18, 2025
    morindonews.co.id
    No Result
    View All Result
    • Login
    • Home
    • Berita
    • Bisnis
    • Bola
    • Entertainment
    • Health
    • Lifestyle
    • Otomotif
    • Properti
    • Tekno
    • Travel
    • Home
    • Berita
    • Bisnis
    • Bola
    • Entertainment
    • Health
    • Lifestyle
    • Otomotif
    • Properti
    • Tekno
    • Travel
    No Result
    View All Result
    Morning News
    No Result
    View All Result
    Home Properti

    Alasan Kenapa Dukun Dulu Tidak Bisa Santet Penjajah Belanda Agar Cepat Merdeka

    Setya Setiawan by Setya Setiawan
    August 18, 2025
    in Properti
    0
    Alasan Kenapa Dukun Dulu Tidak Bisa Santet Penjajah Belanda Agar Cepat Merdeka
    0
    SHARES
    0
    VIEWS
    Share on FacebookShare on Twitter

    Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, masyarakat Indonesia merayakan hari kemerdekaan dengan penuh semangat. Perayaan ini merupakan kenang-kenangan bagi perjuangan panjang rakyat yang melawan penjajahan dan penindasan yang telah berlangsung selama ratusan tahun.

    Namun, di balik momen bersejarah ini, ada satu tema menarik yang sering diabaikan. Di kalangan masyarakat, dukun santet yang dianggap mampu menyebarkan penyakit atau musibah dari jarak jauh masih menjadi topik yang hangat diperbincangkan.

    READ ALSO

    Soekarno Jadi Mandor Romusa dan Fakta Tewasnya Rakyat RI

    Jarang Diketahui RI Merdeka pada Tanggal Ini Bukan 17 Agustus

    Di tengah keberadaan dukun, muncul pertanyaan menggelitik: jika santet benar-benar efektif, mengapa para dukun tidak memanfaatkannya untuk melawan penjajah? Pertanyaan ini mungkin terdengar konyol, namun dapat dijawab dengan pendekatan analitis dari pemikir Prancis, Claude Levi-Strauss.

    Pemikiran Claude Levi-Strauss Mengenai Sihir dan Dukun

    Pada tahun 1949, Levi-Strauss menerbitkan karya berjudul “Dukun dan Sihirnya.” Dalam tulisan ini, ia menjelaskan praktek-praktek dukun dan sihir baik di Prancis maupun di belahan dunia lainnya.

    Levi-Strauss menunjukkan bahwa banyak masyarakat tradisional Prancis pada masa itu lebih mempercayai dukun daripada dokter. Mereka meyakini bahwa penyakit yang menyerang seseorang bisa disebabkan oleh kekuatan sihir, yang membuat mereka rela untuk mendatangi dukun.

    Dalam penjelasannya, Levi-Strauss mengungkapkan bahwa dukun biasanya melakukan berbagai ritual. Misalnya, banyak dari mereka melakukan teknik yang dikenal sebagai “menghisap” benda asing keluar dari tubuh pasien, teknik yang juga muncul dalam praktik dukun di Indonesia.

    Walau demikian, Levi-Strauss mengingatkan kita bahwa kepercayaan terhadap efikasi sihir memerlukan landasan yang kuat. Ia menekankan bahwa keberhasilan praktik dukun bergantung pada keyakinan dan pengaruh yang ada di sekelilingnya.

    Menurut Levi-Strauss, efektivitas sihir dan ritual dukun berkaitan dengan tiga unsur utama yang saling melengkapi. Pertama, dukun yang menjalankan praktik tersebut harus yakin akan kemampuan tekniknya.

    Tiga Unsur Utama dalam Praktik Dukun dan Santet

    Kedua, orang yang mengalami sakit atau menjadi korban dari sihir juga harus percaya pada dukun. Keyakinan ini sering muncul dari kondisi emosional yang membuat individu tidak bisa berpikir rasional.

    Ketiga, dukungan dari masyarakat sekitar penting untuk memperkuat hakikat sihir. Jika individu berada di lingkungan yang percaya akan sihir dan dukun, keyakinan tersebut akan berlipat ganda, memberi dampak signifikan terhadap psikologi individu yang sakit.

    Misalkan, jika seseorang bernama X berada dalam lingkungan yang optimis tentang kemampuan dukun, ia akan lebih cenderung menerima sihir sebagai penjelasan untuk sakitnya. Dengan demikian, keyakinan menjadi elemen kritis yang menentukan keberhasilan praktik ini.

    Levi-Strauss juga menegaskan bahwa jika salah satu dari ketiga unsur ini tidak terpenuhi, maka praktik sihir atau dukun kemungkinan besar tidak akan sukses. Oleh karena itu, kepercayaan yang terbentuk dalam masyarakat, pasien, dan dukun sendiri menjadi kunci utama.

    Impak Kepercayaan Terhadap Praktik Santet di Indonesia

    Dengan menggunakan kerangka pemikiran “Kompleks Shaman” yang diusung Levi-Strauss, mari kita tinjau mengapa dukun santet di Indonesia tidak dapat menyerang penjajah Belanda untuk mempercepat kemerdekaan. Pertanyaan ini membuka ruang untuk debat yang menarik dan kompleks.

    Untuk memahami hal ini, kita perlu menilai apakah para penjajah juga percaya pada dukun dan sihir yang ada di Indonesia. Penjajah Belanda mungkin tidak memiliki keyakinan yang sama seperti masyarakat lokal, yang berpotensi mengurangi efektivitas praktik santet.

    Dengan demikian, pada skenario yang ada, hanya unsur pertama dan ketiga dari “Kompleks Shaman” yang terpenuhi. Dukun dan masyarakat Indonesia mempercayai kekuatan santet, namun penjajah, sebagai pihak yang menjadi target, mungkin tidak merasakannya.

    Situasi ini berimplikasi pada tidak berjalannya praktik sihir dengan lancar, karena tidak ada pulsasi psikoanalisis yang mendukung. Hal ini menjadi gambaran bahwa kepercayaan adalah pelopor utama dalam kefektifan sihir.

    Levi-Strauss mengingatkan bahwa elemen-elemen dalam “Kompleks Syamanistik” tidak dapat dipisahkan. Ketiga elemen tersebut saling bergantung dan harus ada kepercayaan di semua pihak untuk keberhasilan praktik dukun.

    Refleksi Sejarah dan Relevansinya di Masa Kini

    Naskah yang kita bahas ini bukan hanya menunjukkan sudut pandang menarik tentang santet dan dukun di Indonesia, tetapi juga menawarkan pelajaran berharga tentang relevansi kepercayaan dan budaya. Masyarakat di era modern ini masih menunjukkan ketertarikan pada hal-hal yang berkaitan dengan mistisisme dan tradisi.

    Melalui pemikiran Levi-Strauss, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kepercayaan dapat memengaruhi realitas seseorang. Dalam konteks sejarah kemerdekaan, keraguan dan kepercayaan akan sihir dapat memberikan wawasan lebih dalam terhadap bagaimana individu dan masyarakat merespons kondisi yang ada.

    Meskipun kita hidup di dunia yang serba modern, tetap ada ruang bagi nilai-nilai tradisional dan kepercayaan yang telah mengakar dalam masyarakat. Ini membuka peluang untuk memahami identitas budaya yang lebih dalam, serta bagaimana kita berinteraksi dengan sejarah dan nilai-nilai yang ada.

    Dengan demikian, diskusi mengenai dukun dan santet bukan hanya sekadar perbincangan mengenai masa lalu, tetapi juga memunculkan nilai-nilai hidup yang relevan untuk generasi mendatang. Tentu saja, ini memberikan kita kesempatan untuk belajar dari sejarah dan menjadikannya sebagai pelajaran yang berarti.

    Tags: agarAlasanBelandaBisaCepatDukunDuluKenapaMerdekaPenjajahSantetTidak

    Related Posts

    Soekarno Jadi Mandor Romusa dan Fakta Tewasnya Rakyat RI
    Properti

    Soekarno Jadi Mandor Romusa dan Fakta Tewasnya Rakyat RI

    August 17, 2025
    Jarang Diketahui RI Merdeka pada Tanggal Ini Bukan 17 Agustus
    Properti

    Jarang Diketahui RI Merdeka pada Tanggal Ini Bukan 17 Agustus

    August 17, 2025
    Kronologi Nasib Aceh Hingga Helsinki Dari Penemuan Harta Karun
    Properti

    Kronologi Nasib Aceh Hingga Helsinki Dari Penemuan Harta Karun

    August 16, 2025
    Berawal dari Penjahit Rumahan Sebagai Contoh Kegigihan UMKM Muda
    Properti

    Berawal dari Penjahit Rumahan Sebagai Contoh Kegigihan UMKM Muda

    August 16, 2025
    Anak SMP di Kediri Terima Bantuan Rp1,2 M dari Presiden dan Kisahnya
    Properti

    Anak SMP di Kediri Terima Bantuan Rp1,2 M dari Presiden dan Kisahnya

    August 15, 2025
    Pria Jepang Ditemukan Hidup di Hutan Maluku setelah 30 Tahun Disangka Tewas
    Properti

    Pria Jepang Ditemukan Hidup di Hutan Maluku setelah 30 Tahun Disangka Tewas

    August 15, 2025
    Next Post
    Tamu Hotel di Pekalongan Diusir Karena Biaya Tambahan

    Tamu Hotel di Pekalongan Diusir Karena Biaya Tambahan

    Berita Terkini

    Balita Diduga Digigit di Daycare, Orang Tua Melapor ke Polisi

    Balita Diduga Digigit di Daycare, Orang Tua Melapor ke Polisi

    August 16, 2025
    Jaringan SPK Lebih dari 3 Ribu di GIIAS 2025

    Jaringan SPK Lebih dari 3 Ribu di GIIAS 2025

    August 16, 2025
    Akhir Pekan Ini Hadirkan Sederet Acara Spesial Kemerdekaan di TRANS7

    Akhir Pekan Ini Hadirkan Sederet Acara Spesial Kemerdekaan di TRANS7

    August 15, 2025
    Latihan Band Robot China Menjelang Pertunjukan di World Games

    Latihan Band Robot China Menjelang Pertunjukan di World Games

    August 13, 2025

    Berita Terkini

    • Gen Z dan Gen Alpha Skibidi Delulu Resmi Masuk Kamus Cambridge
    • Bocah Beli Hadiah untuk Streamer Sisa Tabungan Orang Tua Rp50 Ribu
    • Naikkan Target Pajak Tahun Depan Hampir Rp2.700 Triliun
    • Prediksi Lineup Indonesia vs Mali di Piala Kemerdekaan 2025
    • Judika dan Setia Band Siap Tampil di Festival Keuangan LPS Medan

    Network

    Beritariau
    BitcoinNews
    simplenews
    rs-medikabsd
    upload
    ibnusutowohospital
    ademsari
    dermaluz
    jiexpo
    donghan
    icconsultant
    metroindo
    bentogroup
    gatranews
    kacapatri
    gemilangsukses
    siomom
    situskita
    masyumi
    dapurdia
    baginasipagi
    bacaajadulu
    sukagaming
    sobatsandi
    ragaminspirasi
    salamdokter
    buser
    morindonews
    wordpres
    sigarmas
    infotekno
    metroproperti
    siarandigital
    corinedefarme
    rhinocorp
    cloudmedia
    amornews
    newsbreak
    csms
    newszonamerah
    dutacendana
    mediahub
    ihsg
    diksinews
    publikita
    hostija
    suarakita
    warga
    pyramedia
    eratv
    analisanews
    ayonet
    getkurs
    senjupremium
    ppob-btn
    sekoja
    kasmaranjokowi
    sigmanews
    suarapetirnews
    getjobs
    beritakarya
    sekolahpenerbangan

    morindonews.co.id

    Jl. Tanjung Duren Dalam No.18, Grogol Petamburan, Jakarta Barat (11470)
    +62812 6888 0169
    [email protected]

    Follow us

    Categories

    Recent Posts

    • Gen Z dan Gen Alpha Skibidi Delulu Resmi Masuk Kamus Cambridge
    • Bocah Beli Hadiah untuk Streamer Sisa Tabungan Orang Tua Rp50 Ribu
    • Naikkan Target Pajak Tahun Depan Hampir Rp2.700 Triliun
    • Prediksi Lineup Indonesia vs Mali di Piala Kemerdekaan 2025

      Copyright © 2025 morindonews.co.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang morindonews.co.id.

      No Result
      View All Result

        Copyright © 2025 morindonews.co.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang morindonews.co.id.

        Welcome Back!

        Login to your account below

        Forgotten Password?

        Retrieve your password

        Please enter your username or email address to reset your password.

        Log In