Ketampar di antara penggemar kuliner, ketumbar menjadi salah satu rempah yang banyak dibicarakan. Sementara sebagian orang menyukainya karena menambah kelezatan, ada juga yang menghindarinya karena dianggap memiliki rasa yang tidak sedap.
Hal ini seringkali dikaitkan dengan faktor genetik. Sebuah studi menyatakan bahwa 4 hingga 14 persen dari populasi di beberapa negara memiliki variasi genetik yang membuat ketumbar terasa seperti sabun bagi mereka.
Meskipun begitu, ada banyak manfaat kesehatan yang tersembunyi di balik pelepasan aromanya. Penelitian menunjukkan bahwa ketumbar dapat berkontribusi dalam mengurangi peradangan yang bisa berujung pada berbagai penyakit serius.
Manfaat Kesehatan dari Ketumbar yang Menakjubkan
Ketumbar kaya akan vitamin C dan mengandung senyawa yang berfungsi sebagai antioksidan. Para peneliti dari Italia menyebutkan bahwa ekstrak ketumbar memiliki bioaktivitas yang bermanfaat dalam melawan obesitas dan diabetes.
Penyakit inflamasi, yang menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia, dapat berkurang dengan mengonsumsi ketumbar secara teratur. Senyawa dalam ketumbar mungkin juga efektif dalam menstabilkan kadar gula darah yang dapat menambah risiko peradangan.
Sejumlah penelitian menunjukkan hubungan erat antara diabetes tipe 2 dan peradangan. Dengan demikian, ketumbar menjadi bahan alami yang bisa dipertimbangkan dalam manajemen diabetes.
Kemampuan Ketumbar dalam Menangkal Penyakit
Beberapa penelitian lebih lanjut mengungkapkan potensi ketumbar dalam menunda kejang epilepsi. Komponen aktif yang ditemukan dalam ketumbar, bernama dodecenal, dapat membuka saluran kalium, mengurangi eksitabilitas seluler.
Temuan ini membuka jalan bagi pengembangan obat antikonvulsan yang lebih aman dan efektif. Dalam hal ini, ketumbar bukan hanya bermanfaat untuk membantu mengatasi gejala fisik tetapi juga kesehatan mental.
Studi pada hewan menunjukkan bahwa ketumbar mungkin dapat mengurangi gejala kecemasan, hampir setara dengan pengobatan seperti Valium. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk memahami mekanisme ini pada manusia.
Sejarah dan Penggunaan Ketumbar dalam Budaya
Sejak lebih dari 8.000 tahun yang lalu, ketumbar telah menjadi bagian penting dari berbagai budaya di dunia. Penemuan benih ketumbar di makam Raja Mesir Tutankhamun menunjukkan betapa berharganya tanaman ini bagi peradaban kuno.
Ketumbar juga diolah dalam ramuan tradisional Tiongkok yang diyakini dapat memberikan keabadian. Meskipun tidak menjamin keabadian, manfaat kesehatannya tetap sangat berharga untuk diperhatikan.
Salah satu keuntungan besar dari ketumbar adalah efek antibakterinya, yang membantu menetralkan berbagai jenis bakteri dalam konsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, ketumbar tidak hanya menawarkan rasa yang enak, tetapi juga kelebihan kesehatan yang luar biasa.











