Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, memberikan tanggapan terkait insiden yang melibatkan wartawan ketika melakukan peliputan Makan Bergizi Gratis. Ia menyatakan bahwa berita tersebut masih perlu diverifikasi lebih lanjut untuk memastikan kebenarannya.
Dalam keterangannya, Dadan menjelaskan bahwa pihaknya akan segera menyelidiki kejadian tersebut. Ia menekankan pentingnya menjunjung tinggi hak wartawan dalam menjalankan tugas peliputan.
“Kami sangat minta maaf jika ada petugas yang berperilaku tidak semestinya. Namun, kami mendalami kejadian ini untuk mendapatkan informasi yang akurat,” ungkapnya di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Kegiatan Makan Bergizi Gratis dan Realitas Peliputannya
Kegiatan Makan Bergizi Gratis merupakan program yang diadakan untuk meningkatkan kecukupan gizi di kalangan masyarakat. Program ini bertujuan memberikan akses pangan bergizi kepada anak-anak dan keluarga yang membutuhkan.
Tetapi, dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, keamanan wartawan yang melakukan peliputan menjadi sorotan utama. Wartawan diharapkan dapat melakukan tugasnya dengan aman tanpa adanya tekanan atau intimidasi dari pihak manapun.
Dadan menegaskan bahwa tidak ada larangan bagi wartawan untuk meliput acara Makan Bergizi Gratis. Ia malah menyambut baik kehadiran wartawan yang memiliki niat untuk melaporkan kegiatan positif ini.
Pentingnya Prosedur Keamanan dalam Peliputan
Dalam kesempatan tersebut, Dadan mengingatkan pentingnya prosedur keamanan bagi wartawan. Ia mengusulkan agar wartawan yang ingin meliput program tersebut memberi pemberitahuan sebelumnya kepada pihak penyelenggara.
“Ini penting untuk menghindari potensi masalah yang mungkin timbul seputar keamanan dan kesehatan,” jelasnya. Prosedur ini, menurut Dadan, can memberikan ketenangan pikiran baik bagi wartawan maupun pihak penyelenggara.
Contoh kasus penganiayaan yang dialami wartawan Munir, jelas menunjukkan perlunya komunikasi yang baik antara wartawan dan sumber berita. Dengan saling menghormati, berbagai insiden bisa dihindari.
Kronologi Insiden Penganiayaan Wartawan
Insiden tersebut terjadi ketika wartawan Munir hendak meliput di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi. Dia bersama rekan-rekannya datang untuk mendapatkan informasi terkait dugaan keracunan yang dialami siswa.
Setelah memasuki area tersebut, Munir mendapati adanya ketegangan ketika seorang pria tidak mengenal mereka dan hendak mengusir. Situasi semakin memanas ketika mereka mencoba mengambil gambar untuk laporan mereka.
Dalam momen tersebut, Munir menjadi korban penganiayaan yang cukup serius, di mana pelaku melakukan tindakan kekerasan terhadapnya. Kejadian ini tidak hanya mengganggu proses peliputan, tetapi juga berdampak pada keselamatan wartawan.










