Pada awal bulan Oktober 2023, pelatih tim nasional Oman, Carlos Queiroz, yang sebelumnya pernah menangani tim Real Madrid dan tim nasional Portugal, mengeluarkan kritik tajam mengenai jadwal pertandingan yang terlalu padat dan lokasi putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 di zona Asia. Isu ini tidak hanya berpotensi merugikan Oman, tetapi juga timnas Indonesia yang turut bersaing di kualifikasi tersebut.
Oman dijadwalkan menjalani pertandingan pertama melawan Qatar di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, pada tanggal 8 Oktober 2023. Hanya selang tiga hari kemudian, mereka akan bertanding kembali melawan Uni Emirat Arab, menambah kompleksitas dan tantangan bagi tim yang dipimpin oleh Queiroz.
Queiroz mengungkapkan bahwa situasi ini sangat menyulitkan, karena timnya harus beradaptasi cepat dengan jadwal pertandingan yang ketat. ‘Kami akan menghadapi Qatar, lalu pertandingan berikutnya dalam waktu yang sangat singkat. Sementara Qatar memiliki keuntungan tersendiri melalui jeda waktu yang lebih panjang,’ ujarnya dengan nada keberatan.
Mengapa Jadwal Pertandingan Menjadi Masalah Serius bagi Timnas
Jadwal pertandingan yang ketat dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental di kalangan pemain. Hal ini menjadi lebih signifikan ketika mempertimbangkan bahwa tim harus bertanding di lapangan yang berbeda dengan kondisi yang mungkin tidak menguntungkan.
Queiroz menyentuh isu taktik di mana tuan rumah, seperti Qatar dan Arab Saudi, dapat mengambil keuntungan dari situasi ini. ‘Mereka sudah memiliki pengalaman lebih dan akan tahu apa yang harus dilakukan setelah pertandingan pertama,’ tambahnya.
Selain itu, dia juga memperhatikan bahwa komite yang bertanggung jawab seharusnya lebih peka terhadap dampak dari penjadwalan yang tidak adil ini. ‘Adalah aneh jika para pengatur tidak menyadari ada ketimpangan yang jelas dalam penjadwalan ini,’ katanya.
Kondisi ini membuat persaingan di grup kualifikasi semakin menegangkan, di mana setiap tim ingin mendapatkan poin maksimal untuk menuju Piala Dunia 2026. Ketidakadilan dalam penjadwalan bisa menjadi faktor penentu bagi hasil akhir.
Kondisi Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Timnas Indonesia juga berada di posisi yang sulit dengan menghadapi jadwal pertandingan yang sama ketatnya. Sebagai contoh, mereka dijadwalkan melawan Arab Saudi pada 8 Oktober, diikuti dengan pertandingan selanjutnya hanya tiga hari kemudian.
Kondisi ini memaksa pelatih Indonesia untuk mencari cara semaksimal mungkin dalam mempersiapkan tim. Namun, jeda yang lebih panjang bagi tim lawan memberikan keuntungan yang signifikan. ‘Mereka memiliki waktu untuk pulih dan mempersiapkan strategi yang lebih matang,’ ungkap salah satu analis sepak bola.
Dalam situasi seperti ini, faktor kebugaran pemain sangat krusial. Tim yang mampu mempersiapkan fisik dan mental dengan baik dalam waktu singkat berpotensi mencapai hasil yang lebih baik dalam pertandingan selanjutnya.
Keberhasilan Indonesia di kualifikasi sangat tergantung pada seberapa baik mereka dapat mengatasi tantangan ini. Dengan adanya jadwal yang ketat, penting bagi setiap pemain untuk beradaptasi dan meningkatkan performa mereka secara cepat.
Strategi dan Taktik yang Diberlukan di Kualifikasi
Puas dengan materi skuad yang ada, baik Oman maupun Indonesia harus menerapkan strategi yang efisien untuk menghadapi jadwal yang ketat ini. Pelatih perlu membuat keputusan yang bijaksana dalam memilih formasi dan rotasi pemain.
Dalam analisis pertandingannya, Queiroz juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan tim. ‘Monitoring cedera dan kondisi fisik pemain harus menjadi prioritas utama,’ jelasnya. Tak hanya itu, pertimbangan psikologis juga penting agar pemain tetap fokus.
Melihat ke depan, kedua tim harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar dari setiap pertandingan. Dari analisis video hingga pertemuan tim, semua aspek harus dipertimbangkan untuk mempersiapkan pertandingan mendatang.
Kemampuan tim untuk beradaptasi dengan cepat dan membuat keputusan taktis dalam situasi kritis akan menjadi kunci bagi kesuksesan mereka di kualifikasi. Ini adalah tantangan yang bukan hanya fisik, tetapi juga mental.











