Sejarawan Bonnie Triyana mengungkapkan bahwa aktivis Hak Asasi Manusia, Malcolm X, mendapatkan inspirasi dari Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955. Pernyataan ini disampaikan Bonnie dalam kuliah umum di Departemen Sejarah, California State University, Sacramento, Amerika Serikat.
Bonnie menjelaskan bahwa acara yang diinisiasi oleh Presiden Soekarno tersebut telah memberikan pengaruh besar terhadap gerakan pembebasan di seluruh dunia. Konferensi tersebut menciptakan gelombang solidaritas yang terasa tidak hanya di Asia dan Afrika, tetapi juga menjangkau seluruh benua.
Dalam penjelasannya, Bonnie menyebutkan bahwa semangat yang berawal dari Bandung ini menjadi dasar bagi banyak aktivis yang berjuang melawan penindasan. Pidato dan diskusi yang berlangsung di sana memberi semangat baru bagi negara-negara yang tengah berjuang meraih kemandirian.
Konferensi Asia-Afrika: Momen Bersejarah dalam Gerakan Pembebasan
Konferensi Asia-Afrika yang diadakan pada tahun 1955 bukan sekadar pertemuan diplomatik; ini merupakan momen penting yang mengubah cara pandang banyak negara terhadap perjuangan kemerdekaan. Acara yang dihadiri oleh 29 negara ini menunjukkan bahwa kekuatan politik global bisa berpindah tangan dari kekuatan kolonial ke negara-negara baru yang merdeka.
Bonnie menekankan bahwa apa yang terjadi di Bandung merefleksikan semangat kolektif untuk menentang penjajahan. Dengan mengusung prinsip non-blok, negara-negara peserta berupaya untuk menghindari pengaruh dua kekuatan besar saat itu, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet.
Pada saat itu, banyak pemimpin terkemuka, seperti Soekarno, Jawaharlal Nehru, dan Gamal Abdel Nasser, berkumpul untuk berbagi visi dan strategi. Ini menciptakan jaringan solidaritas yang kuat, yang memotivasi banyak gerakan kemerdekaan di berbagai belahan dunia.
Konferensi ini bukan hanya tentang politik semata, tetapi juga melibatkan pertukaran budaya dan ide. Sejumlah pemikir dan aktivis di seluruh dunia mengambil pelajaran dari Bandung untuk memperluas cakrawala perjuangan mereka masing-masing.
Pengaruh KAA Terhadap Gerakan Hak Sipil di Amerika Serikat
Bonnie mengungkapkan bahwa dampak Konferensi Asia-Afrika terasa hingga ke Amerika Serikat. Gerakan hak sipil yang dipimpin oleh Malcolm X dan Martin Luther King Jr. terinspirasi oleh semangat pembebasan yang berkobar di Bandung. Mereka melihat bahwa perjuangan untuk kesetaraan tidak hanya terjadi di Amerika tetapi juga di seluruh dunia.
Melalui pendekatan yang berbeda, para aktivis di AS mulai mengadopsi strategi dan ide yang lahir dari KAA. Soliditas antar negara dan komunitas menjadi contoh nyata bahwa pergerakan sosial dapat mengatasi batas-batas nasional.
Selain itu, gerakan solidaritas yang dibangun dalam Konferensi Asia-Afrika menjadi model yang relevan bagi banyak komunitas yang berjuang melawan penindasan. Setiap tindakan protes dan kampanye di Amerika Serikat mengandung unsur yang terinspirasi oleh semangat global keadilan sosial.
Pengaruh ini membuktikan bahwa ide-ide yang dilahirkan dari gerakan pembebasan global tidak hanya relevan untuk satu negara, tetapi juga bisa mempengaruhi berbagai komunitas di negara lain yang menghadapi tantangan serupa.
Gerakan Selanjutnya yang Terinspirasi oleh KAA
Gerakan serupa yang muncul setelah KAA adalah Konferensi Trikontinental yang berlangsung di Havana, Kuba pada tahun 1966. Konferensi ini melanjutkan semangat solidaritas di antara wilayah-wilayah yang terjajah dan memfokuskan perhatian pada pentingnya kolaborasi antar benua. Semangat Bandung masih membara, menuntun berbagai gerakan keadilan sosial.
Kami melihat bahwa gerakan ini menggalang dukungan tak hanya untuk negara-negara Asia-Afrika tetapi juga untuk mereka yang terlupakan di belahan dunia lain. Diskusi dan ide yang muncul dari pertemuan ini semakin memperkuat posisinya dalam konteks global.
Di ranah Amerika Latin, KAA memberikan dorongan bagi banyak gerakan anti-kolonial yang berjuang melawan penindasan. Berbagai aktivis di kawasan ini mulai mengaitkan perjuangan mereka dengan konteks sejarah yang lebih luas.
Secara keseluruhan, jejak KAA membawa pengaruh mendalam dalam menginspirasi perjuangan di berbagai negara di dunia. Untuk banyak orang, semangat kebangkitan tersebut tetap hidup hingga hari ini.
Di tengah tantangan baru yang dihadapi saat ini, Bonnie menekankan bahwa semangat pembebasan yang lahir dari KAA tidak hanya relevan, tetapi juga penting untuk mengatasi ketimpangan global yang kian mendalam.










