Masyarakat sering kali mengaitkan kebahagiaan dengan kepemilikan materi, seperti memiliki rumah atau barang-barang mewah. Namun, penelitian menunjukkan bahwa yang sebenarnya dicari adalah kepuasan batin yang mendalam, bukan sekadar penampilan luar dari kekayaan.
Dalam perjalanan hidup, kita sering terjebak dalam pola pikir bahwa memiliki lebih banyak akan membawa lebih banyak kebahagiaan. Ketika kenyataan tidak memenuhi ekspektasi, kita cenderung merasa kecewa dan terus mencari hal-hal baru yang lebih memenuhi keinginan kita.
Menariknya, saat meneliti buku berjudul “The Art of Spending Money: Simple Choices for a Happier Life,” penulis Morgan Housel menemukan bahwa mengejar hal-hal baru justru seringkali mengurangi rasa bahagia kita.
Pentingnya Menyadari Keindahan di Sekitar Kita
Dalam karya sastra, penulis Prancis Marcel Proust menceritakan kisah seorang pemuda yang terpesona oleh kehidupan orang kaya. Proust menyarankan supaya ia lebih menghargai keindahan dalam kehidupan sehari-hari yang sering kali diabaikan.
Melalui lukisan seniman Jean Siméon Chardin, yang menggambarkan momen-momen sederhana, kita diingatkan untuk menemukan keindahan dalam hal-hal biasa. Dengan memahami dan menghargai apa yang kita miliki, kita bisa menghindari rasa ketidakpuasan yang sering berasal dari keinginan untuk memiliki lebih banyak.
Proust mengungkapkan bahwa saat kita melangkah ke dapur atau ruang lainnya, kita seharusnya mengatakan kepada diri kita sendiri bahwa ada keindahan di setiap sudut. Ini adalah pelajaran yang juga relevan dalam pengelolaan keuangan kita.
Kebahagiaan Tidak Selalu Berbanding Lurus dengan Kekayaan
Berdasarkan pengalaman Housel, orang-orang yang paling bahagia adalah mereka yang merasa puas dengan hidup mereka, meski tidak memiliki banyak harta. Kebahagiaan tidak selalu diukur dari seberapa banyak uang yang dimiliki seseorang.
Salah satu contoh yang diberikan Housel adalah nenek mertuanya, yang hidup dengan sangat sedikit namun merasa puas dengan kebun kecilnya dan buku-buku yang ia baca dari perpustakaan. Ini menunjukkan bahwa kekayaan sejati tidak selalu berhubungan dengan materi.
Rasa puas yang mendalam dapat diberikan oleh hal-hal yang tidak berwujud. Terkadang, merekalah yang membuat kita merasa lebih bahagia dibandingkan dengan harta benda yang kita kejar.
Perbandingan Sosial sebagai Sumber Ketidakbahagiaan
Housel menjelaskan bahwa bagi kebanyakan orang, ada hierarki pengeluaran yang dapat membawa ketidakbahagiaan. Jika kita menginginkan sesuatu namun tidak memilikinya, kita akan merasa tidak puas dan frustrasi.
- Jika Anda tidak menginginkan sesuatu dan tidak memilikinya, Anda tidak akan memikirkannya.
- Jika Anda menginginkan dan memilikinya, Anda mungkin merasa cukup baik.
- Namun, jika Anda menginginkan sesuatu dan tidak memilikinya, Anda cenderung merasa termotivasi tetapi di sisi lain juga bisa sangat frustrasi.
Belajar untuk menerima keadaan dan mengatakan “cukup” dapat membantu kita menemukan kebahagiaan yang selama ini kita cari. Saat kita menyadari bahwa kita sudah kaya dengan apa yang kita miliki, rasa syukur dapat muncul dengan alami.
Menurunkan Ekspektasi untuk Mencapai Kebahagiaan
Pertemuan Housel dengan miliarder menunjukkan bahwa tidak ada yang lebih bahagia dari orang yang memiliki ekspektasi rendah. Seringkali, ekspektasi yang tinggi akan menyebabkan rasa kecewa saat kenyataan tidak sesuai dengan harapan kita.
Kekayaan psikologis adalah konsep penting yang menjelaskan bahwa kepuasan datang dari ekspektasi yang realistis. Orang yang tidak terus-menerus mendamba apa yang tidak dimiliki cenderung merasa lebih bahagia dengan hidup mereka.
Mengatur ekspektasi dengan baik dapat membantu kita merasa lebih puas dan merasakan kebahagiaan yang lebih besar dalam hidup. Kita perlu tahu kapan harus menyesuaikan harapan kita agar tidak terjebak dalam siklus keinginan yang tak ada habisnya.
Kebahagiaan dalam Menghargai Apa yang Dimiliki
Satu hal yang sering kali diabaikan adalah bahwa kebahagiaan sejati muncul dari kesadaran akan apa yang kita miliki. Orang yang memiliki banyak tetapi tidak menghargainya merasa lebih miskin dibandingkan mereka yang memiliki sedikit dan merasa puas.
Housel percaya bahwa kita bisa memiliki rumah besar dan mobil mahal, tetapi jika kita tidak merasa cukup atau tidak menghargai apa yang kita miliki, kita tidak akan merasakan kebahagiaan sejati. Menghargai setiap hal kecil dalam hidup bisa menjadi jalan menuju kebahagiaan yang lebih dalam.
Kesadaran bahwa kebahagiaan datang dari dalam diri, terlepas dari pencapaian materi, dapat membantu kita menemukan kedamaian dan kepuasan. Dengan cara ini, kita dapat menjalani kehidupan yang memuaskan secara emosional tanpa merasa terjebak dalam perlombaan untuk lebih banyak lagi.











