Kejadian ambruknya gedung di Ponpes Al Khoziny mengundang perhatian publik yang besar, terutama terkait rencana perbaikan dari pemerintah. Ketua Komisi V DPR, Lasarus, mengungkapkan kekhawatirannya tentang langkah yang diambil Menteri Pekerjaan Umum dalam perbaikan tersebut dan mendesak untuk melakukan investigasi mendalam terlebih dahulu.
Dalam pandangannya, sebelum mengambil langkah perbaikan, sangat penting bagi pemerintah untuk mencari tahu penyebab dan faktor yang bertanggung jawab atas insiden ambruknya gedung tersebut. Hal ini dimaksudkan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan dan tanggung jawab dapat terukur dengan baik.
Lasarus menekankan bahwa meneliti sebab musabab insiden tersebut adalah langkah vital yang tidak boleh diabaikan. Jika ada kelalaian yang ditemukan, pihak yang bertanggung jawab mesti diidentifikasi sebelum melangkah lebih jauh dengan perbaikan.
Urgensi Investigasi dalam Kasus Ponpes Al Khoziny
Dalam konteks ini, Lasarus menegaskan bahwa pemeriksaan yang seksama menjadi prioritas utama. Menurutnya, jika kelalaian yang berujung pada ambruknya gedung telah terjadi, maka langkah penyelidikan perlu diambil untuk menghindari kesalahan di masa depan. Semua pihak harus bertanggung jawab atas kejadian yang menyedihkan ini.
Ia menyoroti pentingnya menyelidiki peristiwa ini agar tidak terjadi kesalahan serupa di lokasi lain. Kejadian ini menggugah kesadaran akan pentingnya keamanan dan keselamatan bangunan yang digunakan untuk kegiatan masyarakat, terutama di institusi pendidikan.
Dalam pandangan Lasarus, meskipun banyak ponpes yang telah dibangun dengan menggunakan anggaran pemerintah, hal ini tidak bisa menjadi alasan untuk segera memperbaiki tanpa penyelidikan. Objektivitas dalam menilai situasi sangat diperlukan untuk keputusan yang bijak dan tepat.
Pentingnya Penggunaan Anggaran yang Bijaksana
Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo telah menyampaikan rencana pembangunan ulang Ponpes Al Khoziny. Ia mengungkapkan bahwa dalam perhitungan, biaya untuk memperbaiki gedung jauh lebih mahal ketimbang membangunnya dari awal. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan yang lebih pragmatis diperlukan dalam penanganan kasus ini.
Dody saat ini sedang menghitung anggaran yang diperlukan untuk membangun gedung baru tersebut, dan ia meyakinkan bahwa dana tersebut akan berasal dari anggaran pemerintah. Namun, ia juga terbuka terhadap kemungkinan bantuan dari pihak swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan ini.
Penggunaan anggaran dalam konteks ini diakui Dody seharusnya masuk ke dalam Kementerian Agama. Namun, mengingat kondisi darurat akibat ambruknya gedung, kementerian Pekerjaan Umum mengambil alih tanggung jawab tersebut untuk penanganan yang lebih cepat.
Panggung untuk Tanggung Jawab dan Akuntabilitas
Anomali dalam pengelolaan anggaran dan pembangunan di ponpes menjadi bagian dari diskusi penting. Publik menyaksikan bahwa dengan setiap peristiwa yang terjadi, akuntabilitas harus menjadi sorotan utama. Setiap insiden memicu diskusi mengenai bagaimana dana publik digunakan dan bertanggung jawab.
Lasarus tampaknya merasa bahwa kajian lebih mendalam mengenai ambruknya Ponpes Al Khoziny adalah hal yang mendesak. Akar permasalahan perlu dicari supaya semua pihak yang terlibat bisa menjawab pertanyaan mengenai kelayakan penggunaan anggaran dalam pembangunan instansi pendidikan serupa.
Mencegah terulangnya kejadian seperti ini adalah tantangan yang dihadapi semua institusi negara. Kejadian ini menjadi panggung bagi semua pihak untuk menunjukkan komitmen terhadap keselamatan publik dan pembangunan yang berkelanjutan.











