Sistem transaksi nontunai tanpa sentuh di gerbang tol, yang dikenal sebagai Multi Lane Free Flow (MLFF), sedang dalam tahap evaluasi dan pengujian guna diterapkan di berbagai ruas jalan tol. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menekankan pentingnya melakukan uji coba di area dengan volume lalu lintas lebih tinggi seperti Jabodetabek atau Trans Jawa.
Sejak tahun 2023, proyek MLFF sudah diuji coba di Jalan Tol Bali Mandara, dan hasilnya menunjukkan kebutuhan untuk melanjutkan studi dan pengembangan di lokasi yang lebih padat. BPJT melihat potensi besar dalam mengimplementasikan sistem ini agar lalu lintas menjadi lebih efisien dan mengurangi kemacetan.
Kepala BPJT, Wilan Oktavian, menyampaikan bahwa lokasi dan waktu untuk percobaan lanjutan belum ditentukan. Namun, mereka menginginkan area dengan kepadatan dan kompleksitas yang lebih tinggi untuk menguji sistem ini secara menyeluruh.
Pentingnya Pengujian Sistem MLFF di Jalan Tol Padat
Pengujian sistem MLFF di ruas tol yang padat sangat penting untuk menerapkan teknologi ini dengan baik. BPJT menyatakan bahwa uji coba harus dilakukan secara hati-hati dan melibatkan semua pihak terkait agar tidak terburu-buru dalam implementasinya.
Wilan menyebutkan bahwa penyampaian laporan dan analisis hasil uji coba sangat dibutuhkan sebelum menentukan langkah berikutnya. Apalagi, kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan akan menjadi kunci keberhasilan proyek ini.
Lebih lanjut, beberapa isu masih perlu diselesaikan, termasuk integrasi teknologi dengan sistem yang ada serta penyesuaian mekanisme pembayaran. Semua hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem yang lebih transparan dan efisien dalam pengelolaan lalu lintas tol.
Integrasi Teknologi dan Sistem Pembayaran yang Efektif
Sejumlah tantangan yang dihadapi MLFF berkaitan dengan mekanisme pembayaran yang harus terintegrasi dengan layanan yang ada. Sony Sulaksono Wibowo, anggota BPJT, menekankan bahwa kolaborasi yang erat dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri penting sekali demi kelancaran pengawasan dan penegakan hukum terkait transaksi tol.
Menurut Sony, isu mengenai ketidakpatuhan pembayaran tol harus menjadi perhatian, karena tidak membayar tol bukan dianggap pelanggaran lalu lintas secara langsung. Ini memerlukan penyesuaian dalam aturan yang siap diterapkan bersama dengan pemangku kepentingan lainnya.
Sejumlah pencapaian terbaru menunjukkan bahwa Roatex Indonesia Toll System (RITS), sebagai pelaksana proyek, siap untuk mengimplementasikan sistem baru ini. Proses pengujian di Bali Mandara ditunjukkan sudah dilakukan sebanyak 1.900 kali, dan hasilnya dinyatakan berhasil.
Komitmen dan Dukungan Dari Pihak Terkait
Perusahaan RITS mengungkapkan bahwa mereka akan mengikuti arahan Kementerian Pekerjaan Umum dan BPJT dalam rencana penerapan MLFF pada ruas tol yang lebih ramai. Mereka juga menganggap kembali penetapan proyek ini sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN) menunjukkan komitmen berkelanjutan dari Indonesia dalam kerjasama internasional.
Attila Keszeg, Presiden Direktur RITS, menyatakan bahwa investor dari Hungaria, termasuk pemerintah Hungaria, berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam mendukung proyek ini. Dengan adanya dukungan dari pemerintah, diharapkan sistem yang efisien dan modern dapat terwujud.
Komitmen ini adalah sinyal positif untuk menciptakan sistem lalu lintas yang lebih baik dan efisien di Indonesia. Semua pihak berharap bahwa implementasi MLFF bisa membawa manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan meningkatkan mobilitas di jalan tol.











