Diwali, yang dikenal sebagai Festival Cahaya, bukan hanya sekadar perayaan. Ia menjadi simbol harapan, kebersamaan, dan kemenangan kebaikan atas kejahatan bagi jutaan orang di seluruh dunia.
Setiap tahun, perayaan Diwali menyatukan keluarga dan komunitas dalam suasana yang penuh dengan cahaya dan warna. Tradisi ini memiliki makna mendalam yang menandakan harapan baru dan pertumbuhan spiritual.
Diwali dirayakan tidak hanya oleh umat Hindu, tetapi juga oleh Sikh dan Jain, masing-masing dengan cara dan makna tersendiri. Setiap tradisi menambahkan keunikan pada perayaan ini yang memperkaya pengalaman spiritual semua umat beragama.
Tradisi dan Simbolisme dalam Festival Diwali
Setiap elemen dalam perayaan Diwali memiliki simbolisme yang mendalam. Cahaya, misalnya, melambangkan pengusiran kegelapan dan datangnya pengetahuan. Diwali jatuh pada bulan purnama dalam bulan Kartika, ketika malam paling gelap berubah menjadi paling bercahaya.
Penghiasan rumah dengan diyas (lampu kecil) dan rangoli (seni menghias menggunakan bubuk warna) menjadi bagian penting dari tradisi ini. Setiap rangoli menceritakan kisah dan menyediakan ruang bagi energi positif masuk.
Bukan hanya lampu dan hiasan, makanan juga memiliki peran krusial saat Diwali. Berbagai kue dan hidangan manis disiapkan untuk merayakan dan berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terkasih, menciptakan kedekatan melalui cita rasa.
Makna Diwali bagi Masyarakat Hindu, Sikh, dan Jain
Bagi umat Hindu, Diwali merayakan kemenangan Lord Rama atas iblis Ravana. Kisah ini tidak hanya menggambarkan kebaikan melawan kejahatan, tetapi juga menjadi pengingat untuk menjaga nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan bagi Sikh, Diwali memperingati pembebasan Guru Hargobind Ji dari penjara. Perayaan ini mengajarkan pentingnya kebebasan dan martabat manusia, yang menjadi inti dari ajaran Sikh.
Di pihak Jain, Diwali menandai pencapaian nirvana oleh Lord Mahavira. Perayaan ini berfokus pada refleksi dan menghormati prinsip non-kekerasan dan komitmen kepada kebenaran dalam menjalani hidup.
Persiapan yang Meriah Menjelang Diwali
Persiapan Diwali dimulai jauh sebelum hari H, sering kali beberapa minggu sebelumnya. Masyarakat hiasi rumah mereka, menyiapkan makanan, dan merencanakan ritual yang akan dilaksanakan. Keterlibatan anggota keluarga dari semua usia menjadikan persiapan ini sebagai saat berharga untuk menghabiskan waktu bersama.
Tidak jarang, pasar dan pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu indah. Suasana semarak menjelang Diwali menciptakan energi positif yang terasa di mana-mana, memberikan semangat pada masyarakat untuk menjadikan perayaan ini lebih berarti.
Menyiapkan persembahan untuk dewa-dewi juga menjadi bagian integral dari ritual. Umat berdoa untuk berkah dan melaksanakan puja (ritual pemujaan) dengan khusyuk, menyampaikan rasa syukur atas segala hal yang telah diberikan.











