Kapal ambulans yang hilang kontak di Selat Makassar telah ditemukan setelah pencarian yang melelahkan. Ternyata, kapal tersebut terdampar di kawasan permukiman di Selat Madura dalam keadaan selamat bersama tiga awaknya.
Kapal yang dinakhodai M. Tahir, bersama dua anak buah kapal, Najamuddin dan Hasri, dilaporkan menghilang pada tanggal 13 Oktober. Proses pencarian yang dilakukan oleh Basarnas Makassar melibatkan koordinasi berbagai pihak demi keselamatan awak kapal.
Rute Perjalanan Kapal yang Menjadi Misteri
Kapal ambulans milik Pemerintah Kabupaten Pangkep berangkat dari Pulau Tinggalungan menuju Pulau Dewakkang dengan estimasi waktu tempuh sekitar delapan jam. Namun, ketidakpastian menghampiri saat kapal tidak kunjung tiba sesuai jadwal hingga malam hari.
Pihak Basarnas menduga bisa saja terjadi masalah teknis yang menyebabkan kapal tersebut hilang arah atau mengalami kerusakan. Mereka masih mencari informasi lebih lanjut mengenai penyebab terjadinya insiden ini.
Andi Sultan, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Makassar, mengonfirmasi bahwa semua awak kapal ditemukan selamat. Kondisi laut beberapa waktu lalu dapat menjelaskan tantangan yang dihadapi selama perjalanan.
Kepanikan dan Upaya Pencarian
Pencarian dilakukan selama tujuh hari di sekitar wilayah perairan Pangkep, meskipun tidak ada jejak kapal atau awak yang ditemukan. Operasi pencarian ini melibatkan berbagai tim yang saling berkoordinasi untuk memastikan keselamatan semua orang yang terlibat.
Keputusan untuk menghentikan pencarian sempat menimbulkan berbagai spekulasi dan harapan dari keluarga serta masyarakat sekitar. Namun, ketika berita bahwa kapal ditemukan dalam keadaan selamat telah disampaikan, hal tersebut menjadi momen lega bagi semua pihak.
Kapten M. Tahir dan anak buah kapalnya kini berada dalam pemantauan, dan langkah-langkah selanjutnya akan diambil untuk memastikan kondisi mereka yang memiliki pengalaman melaut ini.
Konsekuensi dan Pemulihan Kapal
Kondisi kapal saat ditemukan dilaporkan mengalami kerusakan ringan. Proses perbaikan pun segera dilakukan sebelum kapal berlayar kembali ke tujuan utamanya di Sulawesi Selatan.
Kapal ambulans ini memiliki kapasitas untuk menampung hingga 18 penumpang dan berfungsi untuk melayani masyarakat di pulau-pulau terluar. Perannya sangat penting, mengingat banyaknya penduduk yang bergantung pada layanan kesehatan dari prosedur maritim.
Setelah melewati perbaikan, ada harapan agar kapal ini dapat segera kembali beroperasi dan melayani masyarakat. Masyarakat di pulau-pulau tersebut tentunya mengharapkan ketersediaan transportasi dan layanan kesehatan yang lebih baik.











