Dalam sebuah episode terbaru, Kim Kardashian mengungkapkan pengalaman pribadinya yang cukup mendalam. Ia merasa seolah dirinya terjerat dalam kondisi yang dikenal sebagai Stockholm syndrome saat menjalani hubungan dengan mantan suaminya, Kanye West.
Kardashian menyatakan bahwa selama masa sulit itu, ia merasa terdorong untuk terus melindungi dan mendukung Kanye, meskipun banyak kontroversi yang mengelilinginya. Pengakuan ini menyoroti kompleksitas emosi yang dialaminya dalam hubungan tersebut.
“Saya merasa seperti terkena Stockholm syndrome, di mana saya selalu merasa bersalah dan berusaha melindunginya,” jelas Kardashian. Ini mengisyaratkan ketegangan emosional yang mendalam dalam menjalani hubungan dengan seseorang yang sering terjebak dalam masalah.
Pemahaman Mengenai Stockholm Syndrome dalam Hubungan
Stockholm syndrome adalah fenomena psikologis di mana korban dapat merasa simpati atau ikatan dengan pelaku kekerasan. Banyak kasus serupa menunjukkan bahwa korban seringkali tidak menyadari ketidaknormalan dalam hubungan yang mereka jalani.
Dalam konteks Kardashian, ia merasa telah menciptakan ikatan yang kuat dengan Kanye West, meskipun banyak tantangan yang harus dihadapi. Situasi ini menggugah kesadaran kita akan dinamika hubungan yang beracun, di mana satu pihak merasa terjebak dalam keterikatan yang menyakitkan.
Ia menambahkan bahwa banyak pengalaman yang dialaminya selama pernikahan ternyata sangat membebani dari segi emosional. Mencoba menjaga keutuhan keluarga dalam situasi yang sulit itu membuatnya merasa tertekan.
Dampak Psikologis yang Dirasakan Akibat Stres Berlebih
Kardashian juga berbagi bahwa tingkat stres yang tinggi telah memicu kambuhnya psoriasis, penyakit autoimun yang menyerang kulit. Hal ini menunjukkan betapa stres dapat berdampak langsung pada kesehatan fisik seseorang.
Perjuangannya untuk melindungi kesehatan mental dan fisik sangat nyata ketika ia merasa terdesak oleh berbagai tuntutan. Menghadapi kondisi seperti ini, Kardashian harus berjuang mempertahankan dirinya di tengah badai masalah yang terjadi.
Mengelola situasi yang melibatkan empat anaknya pun menjadi tantangan tersendiri. Ia bertekad agar anak-anaknya tetap aman dari dampak publik yang mungkin ditimbulkan oleh perilaku negatief Kanye.
Peran sebagai Ibu di Tengah Kontroversi
Kardashian menegaskan bahwa tugasnya sebagai ibu adalah memberikan perlindungan kepada anak-anaknya dalam situasi yang penuh gejolak. Ia berkomitmen untuk memastikan mereka tetap tidak terpengaruh oleh perilaku negatif yang mungkin muncul dari ayah mereka.
“Anak-anak akan tumbuh dan mereka akan tahu semuanya,” imbuhnya. Dalam merespons tantangan ini, Kardashian menunjukkan dedikasinya sebagai seorang ibu yang melindungi anak-anaknya dari segala bentuk dampak negatif.
Pengakuan ini memperlihatkan betapa pentingnya mempertahankan integritas dan hubungan yang sehat dalam konteks keluarga, walaupun di tengah berbagai masalah yang ada.
Kardashian dan West resmi menikah pada tahun 2014 dan bercerai pada tahun 2022. Meskipun ada banyak kontroversi di balik perpisahan mereka, Kardashian tetap berusaha menciptakan lingkungan yang aman untuk anak-anaknya. Dalam salah satu pernyataannya, ia juga menjelaskan kesalahpahaman terkait izin akses anak-anaknya.
“Ini adalah perceraian, bukan penculikan. Kami masih tinggal di alamat yang sama, sehingga ini memastikan bahwa anak-anak tetap memiliki akses kepada ayah mereka,” katanya tegas. Pernyataan ini menegaskan komitmennya untuk menjaga komunikasi antar anggota keluarga demi kepentingan anak-anak.
Meskipun Kanye West kini menjalin hubungan baru, Kardashian tetap fokus pada peran ibunya dan berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dengan segala tantangan yang dihadapi, ia tetap berusaha untuk menemukan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidupnya.











