Acha Septriasa, seorang aktris terkenal, membeberkan perjalanan hidupnya dalam menjalani co-parenting bersama mantan suami, Vicky Kharisma. Mereka memiliki seorang anak, Bridgia, yang menjadi fokus utama dalam pengasuhan mereka meski telah bercerai.
Dalam proses co-parenting tersebut, Acha dan Vicky saling bergantian menjaga anak mereka. Dengan pendekatan yang kolaboratif ini, mereka berusaha memastikan bahwa Bridgia mendapatkan perhatian dan cinta dari kedua orang tuanya di tengah situasi yang berubah.
Pengasuhan yang berbasis kerja sama ini tak hanya menuntut kedewasaan dari kedua orang tuanya, tetapi juga dari anak mereka. Acha menekankan pentingnya komunikasi yang baik ketika menjalani hubungan baru pasca perceraian.
Mengatur Waktu di Tengah Kegiatan Padat
Acha menjelaskan bahwa dia menghabiskan waktu lebih banyak dengan Bridgia ketika dia tidak terikat dengan pekerjaan. Misalnya, saat dia berada di Australia, semua perhatian dan waktunya bisa dicurahkan untuk sang anak.
Namun, saat di Indonesia, Acha bisa lebih fokus pada karirnya sebagai seorang aktris. Ini semua dilakukan agar Bridgia tetap bisa merasakan kehadiran kedua orang tuanya meski mereka tidak lagi tinggal bersama.
Acha juga mencatat bahwa perbandingan waktu yang mereka habiskan dengan Bridgia adalah sekitar 60% untuknya dan 40% untuk Vicky. Hal ini menunjukkan bahwa meski mereka terpisah, mereka tetap berkomitmen untuk mendukung satu sama lain dalam pengasuhan anak.
Pentingnya Komunikasi dalam Co-Parenting
Menurut Acha, salah satu aspek terpenting dari co-parenting adalah komunikasi yang baik, terutama saat berbincang dengan anak. Dia berusaha untuk selalu ada untuk Bridgia setiap kali sang anak ingin berbicara mengenai perasaannya.
Setiap malam sebelum tidur, Acha berusaha meluangkan waktu untuk apa yang disebutnya “pillow talk”. Ini adalah waktu khusus di mana mereka bisa saling berbagi pikiran dan perasaan.
Acha mengungkapkan rasa syukurnya karena Bridgia menunjukkan kedewasaan yang mengagumkan dalam menghadapi situasi ini. Dia merasa bersyukur karena sang anak mampu menerima kenyataan bahwa orang tuanya tidak lagi bersama.
Proses Perceraian yang Tidak Mudah
Acha dan Vicky resmi bercerai pada 19 Mei 2025, setelah hampir sembilan tahun menikah. Perceraian ini menjadi bagian yang tidak mudah dalam kehidupan mereka, namun keduanya berusaha untuk tetap fokus pada kebahagiaan Bridgia.
Gugatan cerai Acha diratifikasi oleh Pengadilan Agama, meski Vicky tidak hadir di persidangan. Proses hukum ini menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan hidup mereka sebagai orang tua.
Pernikahan mereka diawali pada 12 November 2016 dan dilanjutkan dengan kelahiran Bridgia sekitar satu tahun setelahnya. Momen-momen bahagia selama pernikahan mereka sering dibagikan melalui media sosial, yang membuat publik mengikuti perjalanan mereka.
Menjaga Hubungan yang Sehat untuk Anak
Salah satu prinsip yang dijunjung tinggi oleh Acha dan Vicky adalah menjaga hubungan yang sehat demi kebahagiaan dan kenyamanan Bridgia. Meski mereka telah berpisah, komitmen mereka terhadap pengasuhan tetap menjadi prioritas utama.
Acha menyatakan bahwa melakukan pengasuhan bersama memerlukan pengertian dan empati dari kedua belah pihak. Dengan saling menghargai, mereka berharap dapat memberikan yang terbaik bagi anak mereka.
Acha tetap optimis bahwa meski situasi ini tidak ideal, Bridgia akan tumbuh dalam lingkungan yang penuh cinta dan dukungan dari kedua orang tuanya. Ke depan, dia berharap hubungan baik ini dapat terus terbangun demi kesejahteraan anaknya.











