Jakarta, Indonesia – Setelah menghabiskan satu dekade yang penuh prestasi bersama Tottenham Hotspur, Son Heung-min akhirnya resmi meninggalkan klub Liga Primer Inggris tersebut di musim panas ini. Keputusan ini diambil saat kontraknya masih tersisa satu tahun, menandai akhir dari perjalanan yang mengesankan di klub yang telah membesarkan namanya.
Dalam konferensi pers yang diadakan menjelang pertandingan melawan Newcastle United di Seoul, Korea Selatan, Son mengungkapkan perasaannya tentang keputusan ini. Ia telah menjadi sorotan media dan penggemar, terutama setelah sukses besar yang dicapainya, termasuk memenangkan trofi Liga Europa pertama bagi Tottenham dalam 17 tahun.
Keputusan ini tentunya bukan hal yang mudah bagi Son, yang telah meraih berbagai pencapaian bersama timnya. Ia meninggalkan klub yang telah menjadi bagian penting dalam kariernya dan membawa banyak kenangan berharga.
Pertama kali ia menapaki karier profesional di Jerman, Son memulai perjalanan sepak bolanya di Hamburger SV pada tahun 2010, menunjukkan bakatnya sejak usia muda. Setelah beberapa tahun, ia berpindah ke Bayer Leverkusen, di mana ia mengasah kemampuan lebih jauh sebelum bergabung dengan Tottenham di tahun 2015.
Son menjalani musim pertama yang cukup sulit, hanya mencetak empat gol dalam 28 pertandingan liga. Namun, ia segera bangkit dan mencetak angka mencengangkan dengan delapan musim berturut-turut, di mana setiap musim ia berhasil mencetak lebih dari sepuluh gol.
Pada musim 2021-2022, Son mencapai puncak kariernya dengan meraih Sepatu Emas Liga Primer, mencetak 23 gol dan menyamai rekor yang ditorehkan oleh Mohamed Salah. Prestasi ini menjadikannya pemain Asia pertama yang memuncaki daftar pencetak gol terbanyak di liga bergengsi tersebut.
Walaupun pada musim terakhirnya ia hanya mencetak tujuh gol dari 30 pertandingan, Son tetap menunjukkan ketajamannya dengan total 11 gol di semua kompetisi. Beberapa gol yang ia cetak juga terbilang epik, seperti gol spektakulernya melawan Burnley yang diakui sebagai Gol Terbaik Liga Primer pada musim 2019-2020.
Sebagai bukti konsistensinya, Son telah meraih penghargaan Pemain Terbaik Liga Primer Bulan Ini hingga empat kali. Di Tottenham, ia mencetak 173 gol dalam seluruh kompetisi dan menjadi salah satu dari sedikit pemain yang mencapai lebih dari 450 penampilan.
Perjalanan Trofi dan Kenangan Bersama Tottenham Hotspur
Sepanjang kariernya di Tottenham, Son tidak hanya dikenal sebagai pencetak gol, tetapi juga sebagai pemimpin yang dituakan dalam tim. Ia turut andil dalam membawa timnya meraih beberapa trofi, termasuk trofi Liga Europa yang sangat dinanti-nanti. Momen tersebut tentu menjadi kenangan manis bagi Son dan penggemar.
Selama berada di Spurs, Son juga memiliki hubungan yang sangat baik dengan para penggemar. Ia sering terlihat berinteraksi dengan suporter dan menunjukkan rasa hormat yang tinggi kepada mereka. Hal ini membuatnya menjadi sosok yang sangat dicintai dalam sejarah klub.
Selain prestasi di lapangan, Son juga dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Ia pernah menyampaikan bahwa meskipun ia telah mencapai banyak hal, ia tidak merasa nyaman dengan label “legenda”. Namun, pelatih dan mantan rekan setimnya menegaskan bahwa ia telah memberikan dampak besar bagi klub.
Keputusan untuk meninggalkan Tottenham merupakan langkah berani bagi Son. Ia merasa perlu tantangan baru untuk terus berkembang sebagai pemain dan mencapai potensi terbaiknya. Dengan berbagai pencapaian yang diperoleh, wawasan baru dan lingkungan baru diharapkan dapat memberikan dorongan lebih bagi kariernya selanjutnya.
Meski begitu, Son belum mengungkapkan secara resmi kemana arahnya setelah meninggalkan Spurs. Rumor terkait Los Angeles FC di Major League Soccer mulai beredar, dan ia memberikan sinyal positif tentang kemungkinan tersebut. Menjelang Piala Dunia FIFA 2026, Son merasa bahwa bermain di MLS bisa menjadi langkah cerdas untuk mempersiapkan karier internasionalnya.
Rumor dan Harapan untuk Masa Depan
Dalam konferensi pers, Son memberikan penjelasan mengenai keputusannya untuk mencari lingkungan baru. Ia menyatakan bahwa rasa cintanya kepada klub tidak pudar, tetapi ia menyadari bahwa perubahan dapat memberikan kesempatan untuk pertumbuhan yang lebih besar.
Son menyampaikan, “Meninggalkan klub yang telah memberi saya begitu banyak kenangan memang sangat sulit. Namun, saya merasakan dorongan untuk menjalani petualangan baru.” Ucapan ini mencerminkan keinginannya untuk terus berkembang dan menemukan tantangan yang lebih besar dalam kariernya.
Kembali kepada spekulasi mengenai masa depannya, Son mengungkapkan bahwa ia ingin berada di tempat di mana ia dapat menikmati permainan sepak bola dan mengambil bagian dalam acara besar seperti Piala Dunia. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya persiapan yang matang bagi kariernya.
Pada saat yang sama, ia merindukan komunitas Korea yang cukup besar di Los Angeles. Bisa jadi itu akan menjadi alasan tambahan baginya untuk memilih berkarier di Amerika Serikat. Di luar pertimbangan olahraga, Son mungkin juga mencari kenyamanan emosional dan budaya di sana.
Dengan Piala Dunia 2026 hanya tinggal beberapa tahun lagi, Son bertekad untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia menganggap ajang ini sebagai kesempatan berharga dan ingin bermain di lingkungan yang menguntungkannya secara profesional dan personal.
Keputusan Besar dan Harapan Baru di Persinggahan Selanjutnya
Hari-hari terakhir Son di Tottenham diwarnai dengan kenangan indah yang tak terlupakan. Berpisah dengan klub dan penggemar pastinya menjadi momen emosional, tetapi ia percaya bahwa keputusan ini akan membuka pintu bagi peluang baru dalam kehidupannya. Meskipun tidak ada kejelasan mengenai langkah selanjutnya, Son optimis dengan masa depannya.
Ia merenungkan dampak dari keputusannya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk Tottenham yang telah menjadi rumah baginya selama ini. Di sisi lain, para penggemar setia Tottenham juga akan selalu mengenang kontribusi dan dedikasi yang telah diberikan Son selama sepuluh tahun terakhir.
Melihat ke depan, semua orang ingin tahu ke mana Son akan melangkah berikutnya. Akankah ia melanjutkan kariernya di Eropa, atau akan melangkah ke MLS? Hal ini menjadi perbincangan menarik di kalangan penggemar dan pengamat sepak bola.
Dengan segala pencapaian yang diraih, Son berhak mendapatkan tempat baru yang dapat semakin membesarkan namanya. Merupakan saat yang tepat bagi Son untuk mengeksplorasi potensi dan mencapai mimpinya, menciptakan bab baru dalam buku menikmati karier sepak bolanya.
Selama perjalanan kariernya, Son telah menginspirasi banyak orang, khususnya generasi muda di Korea Selatan. Keberanian untuk mengambil keputusan ini mencerminkan semangat juang yang tinggi, dan banyak yang berharap ia terus bersinar di mana pun ia bermain.