Kejahatan jalanan seperti pembegalan semakin marak terjadi di berbagai tempat, termasuk di Jakarta. Salah satu insiden yang mencolok adalah pembegalan yang menimpa Repan, seorang remaja berusia 16 tahun asal Baduy Dalam yang sedang berjualan madu di ibukota.
Repan adalah cucu dari pimpinan adat Baduy Dalam, Yasih. Kejadian ini menimbulkan kepedihan dan keprihatinan di kalangan masyarakat, terutama komunitas Baduy yang jujur dan memiliki tradisi yang kuat.
Menurut informasi yang diperoleh, Repan mengalami kejadian naas tersebut pada 26 Oktober lalu di Jalan Pramuka Raya, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Saat itu, ia menjual madu khas adat Baduy dan menjadi korban para pelaku yang menggunakan sepeda motor.
Pencarian Saksi dan Rekaman CCTV yang Sulit
Polisi masih melakukan pencarian terhadap saksi-saksi yang mungkin bisa memberikan informasi lebih lanjut tentang kejadian tersebut. Kapolsek Cempaka Putih, Kompol Pengky Sukmawan, mengungkapkan bahwa pencarian saksi yang dilakukan hingga saat ini masih nihil.
Proses pencarian rekaman CCTV juga mengalami kendala karena banyak kamera di sekitar tempat kejadian tidak merekam moment kejadian. Situasi ini makin menyulitkan usaha kepolisian untuk melacak pelaku begal yang sampai saat ini masih berkeliaran.
Kompol Pengky menyatakan, “Kami akan terus mencari rekaman CCTV yang dapat membantu kami dalam mengungkap kasus ini.” Dia memastikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menemukan titik terang dalam kasus tersebut.
Desakan Dari Tokoh Adat Baduy
Masyarakat Baduy merasa sangat prihatin dengan kejadian ini dan meminta pihak kepolisian untuk segera menangkap pelaku. Medi, perwakilan masyarakat Baduy dan Sekretaris Desa Kanekes, mengatakan bahwa mereka sangat berharap proses penegakan hukum berjalan cepat dan transparan.
“Kami ingin keadilan bagi Repan dan berharap pelaku bisa teridentifikasi dan ditangkap,” ujar Medi dalam wawancaranya. Masyarakat Baduy percaya bahwa pelaku kejahatan ini terdiri dari empat orang yang mengendarai dua motor.
Berdasarkan laporan, Repan mengalami luka di tangan kirinya akibat perlawanan saat pelaku merampas barang-barangnya. Barang yang hilang termasuk uang tunai sebesar Rp3 juta, sebuah handphone, dan 10 botol madu khas Baduy.
Repan dan Tradisi Berjualan Madu
Repan dikenal sebagai sosok yang taat pada adat dan tradisi, termasuk saat berjualan madu. Ia berjalan kaki dengan membawa barang dagangan selama tiga hari untuk menjual madu di Jakarta, sesuai dengan aturan adat yang melarang penggunaan kendaraan.
Sejak beberapa bulan terakhir, Repan berjualan madu dengan relatif aman. Namun, insiden ini menjadi momen mengejutkan bagi komunitas yang mengutamakan keselamatan dan kehormatan tradisi mereka.
Masyarakat Baduy sangat terkejut dengan kejadian ini, karena jarang sekali ada anggota komunitas mereka yang mengalami kejahatan jalanan. “Ini pertama kalinya kami menghadapi situasi seperti ini,” tambah Medi dengan nada prihatin.
Aksi Begal yang Mengkhawatirkan
Pembegalan terhadap Repan berlangsung sekitar pukul 04.15 WIB saat ia melintasi jalur sepi di dekat pinggir kali. Empat pria yang diduga pelaku mendekatinya dan menunjukkan senjata tajam untuk menakut-nakuti.
Saat itu, Repan hanya bisa pasrah saat pelaku merebut tasnya, yang berisi uang dan barang dagangan. Kejadian ini menimbulkan kerugian total sekitar Rp4,5 juta bagi Repan, yang menjadi beban berat baginya dan keluarganya.
Pembegalan ini menunjukkan sisi kelam dari kehidupan urban yang seharusnya aman bagi semua orang. Hal ini terus mengganggu ketenangan masyarakat, terutama para pedagang kecil seperti Repan yang bergantung pada usaha mereka untuk mencukupi kebutuhan hidup.











