Bos Meta, Mark Zuckerberg, mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan (AI) superintelligence sudah semakin dekat untuk terwujud, meskipun proses pengembangannya tergolong lambat. Dalam sebuah memo perusahaan, ia mengungkapkan bahwa sistem AI yang mereka kembangkan mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan diri yang berkelanjutan.
Menurutnya, meskipun kemajuan yang dicapai saat ini belum cukup cepat, tanda-tanda tersebut jelas terlihat. Pengembangan kecerdasan super kini menjadi fokus utama bagi Meta, yang ingin membawa teknologi ini ke tahap berikutnya.
Pernyataan ini muncul di tengah berbagai usaha strategis oleh Meta untuk merealisasikan visi barunya. Usaha ini termasuk menarik talenta dari perusahaan pesaing dan melakukan akuisisi terhadap startup yang berfokus pada AI.
Perkembangan Kecerdasan Super di Meta yang Menarik Perhatian Investor
Investor di Wall Street menyambut positif langkah ambisius yang diambil oleh Zuckerberg. Setelah perusahaan melaporkan hasil keuangan yang lebih baik dari proyeksi untuk kuartal terbaru, saham Meta mengalami lonjakan yang signifikan.
Meskipun Zuckerberg tidak menjelaskan secara detail tentang perbedaan antara kecerdasan super dengan kecerdasan buatan yang ada saat ini, ia menyoroti masalah keamanan yang mungkin muncul. Ini merupakan hal yang harus diwaspadai dalam proses pengembangan teknologi ini.
Dalam catatannya, Zuckerberg menekankan bahwa Meta memiliki pendekatan yang berbeda dibandingkan perusahaan-perusahaan lainnya. Mereka ingin agar “personal superintelligence” dapat diakses oleh semua orang, bukan hanya untuk keperluan produktivitas dan otomatisasi pekerjaan.
Mengukur Dampak Keuangan dari Investasi dalam AI untuk Meta
Dengan ambisi yang besar, para investor tidak hanya menilai proyek AI Meta dari sisi teknologi tetapi juga dari sisi finansial. Setelah laporan pendapatan kuartal kedua, saham perusahaan melesat hingga 10 persen, menciptakan harapan bagi pemegang saham.
Sejumlah analis memproyeksikan bahwa Meta akan perlu menjawab pertanyaan kritis mengenai pengembalian investasi untuk ratusan miliar dolar yang telah mereka habiskan. Ini termasuk biaya untuk pengembangan kecerdasan buatan dan infrastruktur yang diperlukan.
Sebagian besar pendapatan yang dihasilkan Meta berasal dari iklan berbasis AI, dan angka ini terus menunjukkan pertumbuhan. Namun, besarnya pengeluaran untuk proyek AI ini tetap menjadi sorotan, dengan pertanyaan mengenai profitabilitas yang mencuat.
Menjaga Keberlanjutan dalam Era Kecerdasan Super
Pada kuartal ini, Meta melaporkan laba per saham sebesar US$7,14 dari total pendapatan mencapai US$47,52 miliar. Angka ini jauh melampaui ekspektasi yang diperkirakan oleh analisis Wall Street. Hal ini menunjukkan bahwa walaupun investasi besar dilakukan, hasil yang diperoleh cukup menggembirakan.
Perusahaan memiliki harapan untuk memperoleh pendapatan antara US$47,5 miliar hingga US$50,5 miliar pada kuartal ketiga tahun 2025. Angka ini menjadi indikator penting terhadap kemampuan Meta untuk tetap bersaing dalam ranah teknologi yang semakin maju.
Meskipun pasar menyambut positif hasil yang didapat, tantangan tetap mengintai. Bagaimana Meta dapat menyeimbangkan pengeluaran besar untuk AI dengan kebutuhan untuk memberikan keuntungan yang berkelanjutan kepada investor akan menjadi fokus utama di tahun-tahun mendatang.