Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Said Abdullah, menegaskan pentingnya acara Red Talk di Surabaya sebagai sarana untuk memperbaharui strategi politik partainya. Acara ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi merupakan langkah nyata dalam mendengarkan kebutuhan masyarakat dan menanggapi berbagai tantangan yang ada.
Menurut Said, Red Talk bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik antara partai dan publik. Dengan mendengarkan aspirasi masyarakat Jawa Timur, pihaknya berharap dapat merumuskan program yang lebih tepat sasaran dan sesuai kebutuhan.
“Kegiatan ini memberikan peta yang jelas tentang suara rakyat. Kami ingin menata ulang strategi berdasarkan data dan aspirasi, bukan sekadar berdasarkan insting politik semata,” ujarnya dalam acara tersebut.
Menyerap Aspirasi Masyarakat Melalui Red Talk
Red Talk bertajuk Suara Muda untuk Jatim mengundang partisipasi aktif dari berbagai kalangan, termasuk organisasi dan komunitas anak muda. Dalam forum ini, hadir sejumlah tokoh, di antaranya budayawan Sujiwo Tejo dan akademisi seperti Dr. Suko Widodo dan Airlangga Pribadi, yang berbagi pandangan mengenai tantangan yang dihadapi generasi muda Jawa Timur.
“Kehadiran anak-anak muda dalam forum ini menandakan PDI Perjuangan terbuka terhadap kritik dan masukan,” ungkap Said. Menurutnya, suara mereka sangat penting untuk membentuk kebijakan publik yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari.
Acara ini bukan hanya sekadar mendengar pendapat, tetapi juga menjadi ajang untuk membangun hubungan yang lebih dekat antara partai dengan generasi muda. Komunikasi yang efektif, menurut Said, akan membantu partai memahami harapan dan kebutuhan yang sebenarnya.
Beberapa perwakilan generasi muda, seperti Presiden BEM FISIP Unair, Irfan Yasin, dan petani milenial Ahmad Lafilian, turut memberikan masukan terkait isu-isu yang mereka hadapi. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya suara generasi muda dalam proses pengambilan keputusan politik.
Citra Partai dan Loyalitas Pemilih di Jawa Timur
Dalam acara tersebut, Litbang Kompas memaparkan sejumlah temuan mengenai elektabilitas PDI Perjuangan di Jawa Timur. Citra partai berada di angka 57,5 persen, lebih baik dibandingkan dengan rata-rata nasional. Tingkat loyalitas pemilih juga tergolong tinggi, mencapai 88,2 persen.
Namun, Said mengakui bahwa meski angka tersebut menggembirakan, terdapat tantangan mendasar yang harus dihadapi. Komposisi pemilih masih didominasi oleh generasi yang lebih tua, seperti Gen X dan Baby Boomers, yang mencapai 54,3 persen, sementara pemilih muda hanya berkontribusi sebesar 35,7 persen.
“Angka-angka ini bisa menjadi modal besar, tetapi juga peringatan. Pemilih senior memang loyal, tetapi masa depan politik kita ada di tangan pemilih muda,” kata Said. Ia menekankan pentingnya mempersiapkan regenerasi pemilih agar suara generasi muda dapat lebih terwakili dalam politik.
Dengan menumbuhkan kepedulian terhadap aspirasi pemilih muda, PDI Perjuangan berharap dapat melakukan penyesuaian dalam program-program yang diusungnya, sehingga dapat memenuhi harapan rakyat secara lebih baik.
Strategi Memperkuat Hubungan dengan Pemilih Muda
Said Abdullah menyadari bahwa untuk menciptakan hubungan yang erat dengan pemilih muda, PDI Perjuangan perlu menghadirkan pendekatan yang lebih inovatif. Ini termasuk memanfaatkan platform digital dan media sosial yang banyak digunakan oleh generasi muda saat ini.
“Kami harus lebih aktif di media sosial agar dapat menjangkau lebih banyak pemilih muda,” ujarnya. Dalam era informasi yang cepat, pendekatan tradisional saja tidak cukup.
Dengan mengimplementasikan strategi komunikasi yang modern, partai berharap dapat menjadikan kebijakan mereka lebih relevan dan lebih dekat dengan kehidupan kaum muda. Ini juga berpotensi mengubah citra partai dan menarik perhatian pemilih yang lebih muda.
Melalui berbagai inisiatif, PDI Perjuangan berencana untuk menjalin kerjasama dengan organisasi pemuda dan komunitas lokal untuk memahami lebih dalam permasalahan yang dihadapi generasi muda hari ini. Langkah ini diharapkan mampu menciptakan sinergi yang positif antara partai dan masyarakat.
Akhirnya, komitmen untuk mendengarkan dan menjawab aspirasi masyarakat, khususnya generasi muda, diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan publik terhadap PDI Perjuangan. Dengan strategi yang tepat, partai ini berpotensi menjadi jembatan antara kebijakan publik dan harapan masyarakat yang lebih luas.










