Pada hari Rabu, Presiden Amerika Serikat mengusulkan penurunan standar efisiensi bahan bakar yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Langkah ini dinilai bertujuan untuk mendukung produsen otomotif dalam memproduksi mobil berbahan bakar bensin dengan lebih mudah.
Usulan tersebut dianggap sebagai upaya untuk mengubah arah kebijakan yang telah berfokus pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan. Menurut laporan, ini adalah pernyataan tegas dari pihak yang mendukung kendaraan berbahan bakar fosil.
Dalam prosesnya, Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) turut ambil bagian dengan mengusulkan serangkaian perubahan terhadap regulasi efisiensi bahan bakar. Perubahan ini meliputi pengurangan syarat yang secara signifikan dapat mempengaruhi industri otomotif di negara tersebut.
Penurunan Standar Efisiensi Bahan Bakar: Apa Artinya?
Status hukum yang mengatur efisiensi bahan bakar untuk kendaraan baru diprediksi akan berubah drastis. Sebelumnya, pada tahun 2022, aturan di bawah pemerintahan yang lalu menetapkan efisiensi rata-rata 21,4 km per liter yang harus dicapai pada tahun 2031.
Namun, dengan usulan terbaru, standar ini berpotensi diturunkan menjadi 14,6 km per liter. Penurunan ini bertujuan untuk memberikan ruang gerak yang lebih besar bagi produsen otomotif dalam merancang dan memproduksi kendaraan berbahan bakar internal combustion engine (ICE).
NHTSA merencanakan sistem baru yang akan menerapkan kenaikan efisiensi secara bertahap. Rencana ini mencakup peningkatan berkala antara 0,25 persen hingga 0,5 persen per tahun hingga tahun 2031, yang diharapkan dapat memudahkan adaptasi bagi industri.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan dari Usulan Baru
Implementasi dari kebijakan baru ini diproyeksikan akan mengurangi biaya awal pembelian kendaraan sekitar US$930 per unit. Ini tentu menjadi kabar baik bagi konsumen yang tengah mempertimbangkan untuk membeli kendaraan baru dalam waktu dekat.
Namun, di sisi lain, keputusan ini juga dikhawatirkan akan berdampak negatif pada lingkungan. Diperkirakan, emisi karbon dioksida akan meningkat sekitar 5 persen akibat kebijakan ini, memberikan tantangan baru dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim.
Lebih jauh, kebijakan ini dipandang akan menghasilkan tambahan kebutuhan bahan bakar mencapai sekitar 100 miliar galon hingga tahun 2050. Ini dapat membebani masyarakat dengan biaya hingga US$185 miliar terkait penyediaan bahan bakar di masa depan.
Perubahan dalam Program Perdagangan Kredit
Proposal terbaru yang diajukan juga mencakup perubahan signifikan pada program perdagangan kredit antarprodusen mobil. Rencana ini mengusulkan penghapusan perdagangan kredit yang dianggap fantastis bagi produsen listrik, dengan fokus pada mobil berbahan bakar bensin.
NHTSA menganggap program perdagangan kredit yang ada saat ini memberikan keuntungan tidak adil kepada produsen kendaraan listrik. Keputusan ini berpotensi menghasilkan persaingan yang lebih ketat antara produsen yang berfokus pada mobil ICE dan kendaraan listrik.
Penghapusan perdagangan kredit dapat menjadi tantangan bagi perusahaan yang saat ini menikmati pendapatan dari penjualan kredit, seperti Tesla dan Rivian. Mereka harus menemukan cara baru untuk beradaptasi dengan perubahan ini agar tetap bertahan di pasar.











