Di Denmark, sebuah kontroversi tengah melanda mengenai patung putri duyung yang disebut sebagai “fantasi pria tentang bagaimana seharusnya tubuh wanita”. Patung yang dikenal sebagai Big Mermaid ini direncanakan akan dipindahkan dari lokasinya di Kopenhagen karena dianggap tidak sejalan dengan nilai-nilai budaya setempat.
Perdebatan ini muncul karena ukuran payudara patung tersebut dianggap berlebihan, sehingga memicu berbagai reaksi dari berbagai kalangan. Kritikus seni juga mengekspresikan ketidaksetujuan mereka dengan menyebut patung ini sebagai “jelek dan porno”.
Melihat berbagai pandangan yang muncul, beberapa jurnalis berpendapat bahwa kehadiran patung ini tidak akan mendorong wanita untuk mencintai tubuh mereka sendiri, lebih banyak menciptakan kesan negatif terhadap representasi tubuh wanita di ruang publik.
Polemik di Sekitar Big Mermaid di Denmark
Sebuah suara menonjol dalam perdebatan ini datang dari seorang jurnalis yang menulis, “Patung yang mencerminkan fantasi pria tentang tubuh wanita ideal tidak akan memberi banyak kepercayaan diri pada wanita.” Kritik ini menambahkan bahwa hadirnya patung seperti itu hanya memperburuk citra tubuh wanita di masyarakat.
Beberapa orang menyambut baik kritik terhadap patung tersebut, dengan argumen bahwa ruang publik sudah terlalu penuh dengan representasi yang tidak realistis tentang tubuh. “Kita sudah cukup terpapar dengan gambaran tubuh yang berlebihan,” kata jurnalis tersebut.
Pemahat patung, Peter Bech, berusaha membela karya seninya dengan menjelaskan bahwa ukuran payudara patung itu dianggap proporsional dengan keseluruhan bentuk patung. Namun, penjelasan ini tidak banyak mendapat dukungan dari publik yang menganggap patung tersebut tidak pantas.
Riwayat Patung Big Mermaid dan Kontroversi yang Mengikutinya
Big Mermaid pertama kali didirikan pada tahun 2006 di Dermaga Langelinie, Kopenhagen, berdekatan dengan patung Little Mermaid yang lebih terkenal. Namun, peruntukan lokasi ini pun menjadi masalah, di mana banyak warga menilai kehadiran patung ini sebagai “putri duyung palsu dan vulgar”.
Pada tahun 2018, patung tersebut harus dipindahkan setelah hampir dua tahun menuai kritik dari masyarakat. Patung tersebut kemudian ditempatkan di Benteng Dragør, namun lokasi itu pun tidak lepas dari sorotan karena keengganan masyarakat untuk menerima patung yang dianggap tidak sesuai dengan budaya lokal.
Pada bulan Maret, Badan Istana dan Kebudayaan Denmark berperan aktif dalam kontroversi ini dengan meminta agar patung tersebut dipindahkan lagi. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya dampak sosio-kultural yang ditimbulkan oleh keberadaan patung Big Mermaid ini.
Tanggapan Penulis Terhadap Kontroversi Patung Big Mermaid
Philip Jepsen, penulis yang meneliti tentang mitologi putri duyung, memberikan pandangannya mengenai Big Mermaid. Dia mengungkapkan bahwa patung ini adalah hasil desain dan pesanan dari Peter Bech, yang berusaha menonjolkan kontras dengan Little Mermaid.
Jepsen mencatat bahwa meski ukuran patung ini dibuat besar untuk menarik perhatian, patung tersebut tidak pernah mencapai status ikonik sama seperti yang dimiliki oleh patung yang lebih kecil. “Karya seni ini gagal dalam meraih pengakuan publik yang diharapkan,” ujarnya.
Dalam pandangannya, keberadaan patung Big Mermaid justru menggambarkan isu yang lebih besar mengenai bagaimana seni dan budaya dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap tubuh wanita. Dia mengajak masyarakat untuk lebih kritis dalam menilai representasi visual terhadap wanita.