Astra Daihatsu Motor (ADM) kini menghadapi tantangan dalam penjualan model SUV kompak mereka, Rocky. Penurunan penjualan yang signifikan di pasar domestik menandakan adanya pergeseran preferensi konsumen yang lebih memilih model Low Cost Green Car (LCGC) yang lebih terjangkau.
Sri Agung Handayani, Direktur Marketing and Planning & Communication ADM, mengungkapkan bahwa penurunan penjualan Rocky sejalan dengan meningkatnya permintaan terhadap model LCGC seperti Sigra dan Ayla. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih mobil yang efisien dan terjangkau di tengah kondisi ekonomi yang berubah.
Pergeseran Preferensi Konsumen di Pasar Otomotif
Pasar otomotif Indonesia mengalami dinamika yang cukup signifikan seiring dengan perubahan prefensi konsumen. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi perubahan ini adalah penawaran inovatif dari pabrikan lain yang menghadirkan SUV kompak dengan harga yang kompetitif. Dengan adanya model baru yang lebih terjangkau, konsumen cenderung beralih dari SUV berharga lebih tinggi ke model yang lebih ekonomis.
Misalnya, kehadiran Suzuki Fronx yang baru diluncurkan telah membuat dampak di pasar. Dalam beberapa bulan terakhir, penjualan Rocky tercatat merosot meskipun modelnya sendiri telah mendapatkan pembaruan dengan peluncuran Rocky Hybrid. Hal ini memicu pertanyaan tentang daya tarik dan posisi Rocky di pasar yang semakin ketat.
Strategi pemasaran yang berfokus pada model LCGC menjadi salah satu solusi yang dicoba oleh ADM. Dengan meningkatkan penawaran pada Sigra dan Ayla, ADM berusaha untuk menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen yang lebih pragmatis, terutama di masa-masa sulit dalam perekonomian.
Pendatang Baru Dan Implikasinya Terhadap Penjualan
Kehadiran pendatang baru seperti Suzuki Fronx yang menghentak pasar menambah tekanan pada penjualan kendaraan lama. Pada bulan Juni, penjualan wholesales Rocky tercatat sangat rendah dengan hanya 52 unit terjual, sementara Fronx berhasil menjual 1.782 unit pada bulan yang sama. Ini merupakan indikasi bahwa daya tarik Rocky mulai memudar di mata konsumen.
Sementara itu, Toyota Raize, yang merupakan kembaran dari Rocky, juga menunjukkan angka penjualan yang lebih baik dengan 619 unit terdistribusi ke dealer. Data ini merefleksikan bahwa konsumen saat ini lebih memilih alternatif lain yang menawarkan fitur dan harga yang lebih baik.
Tren ini berlanjut pada bulan Juli, di mana distribusi Rocky meningkat sedikit menjadi 111 unit. Namun, angka tersebut masih tertinggal jauh dibandingkan dengan Fronx yang mencatat penjualan 2.197 unit. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbaikan, Rocky masih kalah bersaing dalam menarik perhatian pembeli.
Strategi Daihatsu Dalam Menghadapi Persaingan
Aktivitas pemasaran yang agresif dan pendekatan inovatif menjadi kunci bagi ADM dalam mempertahankan daya tarik model mobil mereka. Meskipun Rocky Hybrid baru diluncurkan, Agung menegaskan bahwa mereka tidak berharap banyak dari model tersebut bisa mengubah keseluruhan penjualan Rocky. Sebaliknya, ini dianggap sebagai alternatif bagi konsumen yang peduli pada kendaraan ramah lingkungan.
Rocky Hybrid didesain untuk memenuhi kebutuhan akan mobil yang lebih efisien dalam konsumsi bahan bakar. Selama penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, model ini berhasil mencatatkan 147 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK), menunjukkan bahwa masih ada minat terhadap mobil ramah lingkungan.
Komitmen Daihatsu untuk menuju karbon netral menjadi motivasi di balik peluncuran Rocky Hybrid. Mereka mencoba untuk menawarkan produk yang selaras dengan kebutuhan masyarakat tanpa memaksakan konsumen untuk memilih model tertentu yang tidak sesuai dengan harapan mereka.