Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini memimpin upacara Gelar Pasukan dan Kehormatan Militer yang berlangsung di Pusdiklatpasus, Batujajar, Bandung Barat. Acara ini dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta sejumlah pejabat tinggi lainnya, sebagai wujud penghormatan kepada para prajurit yang bersiap untuk tugas negara.
Dalam sambutannya, Prabowo mengungkapkan rasa bangganya melihat semangat dan disiplin para prajurit yang terlibat dalam upacara tersebut. Ia mengajak seluruh peserta untuk lebih memahami pengorbanan yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara.
“Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada komandan upacara dan seluruh peserta upacara yang menunjukkan semangat yang berapi-api,” ungkapnya. Kalimat tersebut memancarkan kepercayaan Prabowo terhadap generasi pemimpin baru di angkatan bersenjata.
Pentingnya Kesadaran Sejarah dalam Kehidupan Prajurit
Prabowo menekankan bahwa menjadi seorang prajurit adalah panggilan untuk berkorban. Dalam pandangannya, hal ini adalah bagian dari identitas setiap individu yang terlibat dalam militer. Ia menegaskan bahwa sejarah perjuangan bangsa harus selalu diingat.
“Kita tidak boleh melupakan sejarah, bahwa nenek moyang kita pernah berjuang untuk kemerdekaan,” tuturnya. Memori ini menjadi penting untuk memastikan bahwa generasi muda senantiasa menghargai pengorbanan yang telah dilakukan oleh pendahulu mereka.
Prabowo menyatakan, sejarah perjuangan bangsa Indonesia penuh dengan tantangan. Dari invasi hingga penjajahan, semua ini harus menjadi pengingat bagi setiap prajurit untuk terus berjuang demi mempertahankan kemerdekaan.
Membangun Kekuatan Pertahanan Bangsa
Pada kesempatan itu, Prabowo menyampaikan betapa pentingnya memiliki tentara yang kuat. Ia berpendapat bahwa sebuah bangsa tidak akan pernah benar-benar merdeka tanpa pengamanan yang kokoh. “Kita harus selalu siap membela kedaulatan dan kekayaan negeri,” serunya.
Selanjutnya, ia menjelaskan bahwa meski Indonesia tidak menginginkan perang, situasi global saat ini menunjukkan banyak ketidakpastian. Oleh karena itu, penguatan pertahanan harus menjadi prioritas utama.
“Kita harus terus memperkuat pertahanan kita agar siap menghadapi berbagai kemungkinan,” tegasnya. Keberadaan berbagai jenis ancaman di luar sana menuntut kesiapan yang lebih dari sekadar alat perang.
Kepemimpinan di Tengah-Tengah Prajurit
Dalam amanatnya, Prabowo juga melantik sejumlah panglima dan komandan baru. Ia meminta agar para pemimpin ini memimpin dari depan, guna memberikan contoh yang baik kepada anggotanya. “Seorang pemimpin yang baik harus berada di garis terdepan, terutama dalam situasi berbahaya,” tambahnya.
Prabowo memberikan pesan penting kepada para pemimpin ini untuk merawat dan melatih prajuritnya dengan baik. “Anak buahmu adalah bagaikan anak kandungmu sendiri, latih mereka dengan keras tetapi tidak dengan kekejaman,” katanya.
Penting bagi setiap pemimpin membangun hubungan yang baik dan rasa saling percaya dalam satuan, agar ikatan di antara mereka semakin kuat. “Kita adalah tentara rakyat yang lahir dari rakyat, dan untuk rakyat kita berjuang,” tuturnya.