Di sebuah daycare di Medokan Ayu, Surabaya, seorang balita berusia 1 tahun berinisial J mengalami luka serius akibat dugaan gigitan teman sebayanya. Kejadian yang menghebohkan ini terjadi pada 4 Juni 2025 dan menarik perhatian banyak pihak mengenai keamanan di tempat penitipan anak.
Menurut ayah J, SR, mereka telah mempercayakan perawatan anaknya di daycare tersebut sejak Desember 2024. Hari itu, mereka mengantar J dalam keadaan ngantuk dan menyerahkan sepenuhnya kepada pengasuh sebelum pergi bekerja.
Setibanya di lokasi, J dibaringkan di dalam kamar untuk tidur bersama seorang teman yang baru dititipkan di sana. Pengasuh memastikan keduanya sudah terlelap sebelum meninggalkan ruang tersebut, tetapi situasi berbalik dalam waktu singkat.
Detail Kejadian Gigitan di Daycare Medokan Ayu
Sekitar satu jam setelah ditinggal, jeritan J terdengar keras dari dalam kamar. Pengasuh yang mendengar segera masuk dan menemukan J menangis dengan luka gigitan di bagian wajahnya, situasi yang mengkhawatirkan bagi orang tua manapun.
Pihak daycare melakukan pertolongan pertama dengan membersihkan luka dan mengoleskan obat, namun luka yang dialami cukup serius. Foto yang dikirim kepada orang tua menimbulkan kecurigaan karena tampak diedit sehingga tidak terlihat parah.
SR merasa tidak puas dengan penanganan awal di daycare dan segera menjemput J untuk membawanya ke dokter. Di ruang perawatan, kondisi J menunjukkan ketidaknyamanan, bahkan meneriaki saat perawat membersihkan lukanya.
Upaya Orang Tua Menyelesaikan Masalah Kesehatan Anak
Pihak daycare memberikan informasi kontak orang tua anak yang diduga menggigit J, tetapi respons yang diterima mengecewakan. Orang tua anak tersebut membantah dan berpendapat bahwa anaknya hanya memiliki kebiasaan mencubit.
Ketegangan antara SR dan orang tua anak yang diduga bersalah semakin memuncak. SR merasakan bahwa pihak daycare tidak bertanggung jawab atas insiden ini dan terkesan defensif dalam merespons masalah.
Salah satu yang menyoroti keresahan SR adalah kurangnya pengawasan anak-anak di daycare tersebut. Dia menilai jawaban pemilik daycare tidak sejalan dengan prosedur yang seharusnya diterapkan dalam pengasuhan anak.
Penyelidikan dan Tindakan Hukum Oleh Orang Tua
Kondisi J semakin memburuk, bahkan mengalami demam, sehingga SR membawanya ke IGD untuk perawatan lebih lanjut. Selain itu, ia meminta surat keterangan medis untuk dokumentasi yang diperlukan. Hari berikutnya, SR melapor ke Polda Jawa Timur terkait dugaan kelalaian pengawasan anak di daycare tersebut.
Laporan resmi telah terdaftar di kepolisian, dan pihak kepolisian mulai melakukan penyelidikan dengan memeriksa delapan saksi dari pihak daycare dan orang tua lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa masalah ini bukan sekadar permasalahan individu, tetapi terkait dengan sistem pengasuhan anak di lembaga tersebut.
Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Ali Purnomo, memastikan bahwa kasus ini sedang dalam proses penyelidikan. Keterlibatan pihak berwajib menegaskan pentingnya tanggung jawab dalam menjaga keselamatan anak di lingkungan daycare.
Pada akhirnya, insiden ini menciptakan banyak pertanyaan mengenai standar pengawasan anak dan prosedur yang diterapkan di daycare di mana orang tua meninggalkan anak-anak mereka. Rasa aman dan nyaman adalah hal yang utama, dan kepercayaan orang tua seharusnya tidak terganggu oleh insiden semacam ini.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk selalu memiliki komunikasi yang baik dengan pengasuh dan lembaga daycare. Hal ini bisa membantu dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi anak-anak selama mereka berada di tempat penitipan anak.