Pembangunan Mukaab di Riyadh, Arab Saudi, sedang dilaksanakan dengan ambisi besar untuk menciptakan sebuah landmark baru yang menyaingi keagungan Ka’bah. Dengan investasi mencapai US$ 50 miliar, proyek ini diharapkan dapat menjadi bangunan terbesar di dunia pada tahun 2024.
Tinggi dan dimensi Mukaab mencapai 400 meter dengan kapasitas yang cukup untuk menampung sekitar 20 gedung Empire State. Proyek ini mendapatkan perhatian global karena desainnya yang mengingatkan pada struktur suci umat Islam, yang tentunya menimbulkan berbagai reaksi di seluruh dunia.
Perusahaan Pengembangan Murabba (MDC) melaporkan bahwa progress pengerjaan proyek telah mencapai 86%, menunjukkan komitmen kuat untuk menyelesaikan mega proyek ini. Lebih dari 900 pekerja beserta ratusan alat berat terlibat dalam upaya mengubah visi ini menjadi kenyataan.
Rencana Ambisius Di Balik Proyek Mukaab
Mukaab akan menjadi jantung dari pengembangan New Murabba, sebuah proyek yang mencakup lebih dari 19 kilometer persegi dengan berbagai fasilitas. Menurut rencana, area ini akan mencakup lebih dari 100.000 unit rumah dan sejumlah fasilitas bisnis, hiburan, serta ruang kerja.
Tahap pertama dari New Murabba direncanakan selesai pada tahun 2030, menargetkan pembangunan 8.000 rumah untuk 35.000 penduduk. Ini merupakan langkah besar menuju transformasi kota Riyadh menjadi metropolis modern yang menarik bagi pendatang dan bisnis internasional.
Dari aspek pembangunan, Mukaab diharapkan tidak hanya menjadi landmark, tetapi juga sebagai simbol kebangkitan ekonomi dan budaya Saudi. Hal ini sejalan dengan visi yang lebih luas untuk mengubah kerajaan ini menjadi pusat global yang megah dan modern.
Kontroversi dan Respon Terhadap Desain Mukaab
Namun, proyek ini tidak lepas dari kritik. Banyak pihak mempertanyakan kesesuaian bentuk Mukaab yang mirip dengan Ka’bah, pusat ibadah yang dihormati umat Islam. Beberapa kritikus menganggap ini sebagai tindakan provokatif yang dapat menyinggung perasaan banyak orang.
Peneliti asal Inggris, Laleh Khalili, mengungkapkan pendapatnya bahwa bentuk kubus emas itu merupakan penghinaan yang sadar terhadap makna spiritual Ka’bah. Perdebatan ini menciptakan diskusi yang lebih luas tentang etika dalam pembangunan struktur modern yang dapat menyinggung nilai-nilai religius.
Kendati begitu, pembangunan Mukaab tetap berjalan dan menjanjikan penyelesaian tepat pada waktunya untuk Expo 2030, yang merupakan peluang besar bagi Saudi untuk menunjukkan kemajuan dan inovasi mereka kepada dunia.
Dampak Lingkungan dan Sosial dari Megaproyek
Pembangunan megastruktur seperti Mukaab tidak hanya berisiko dari sisi budaya, tetapi juga menciptakan dampak lingkungan yang signifikan. Aktivis lingkungan telah memperingatkan tentang potensi degradasi lahan yang bisa timbul akibat perluasan infrastruktur yang masif.
Perubahan iklim dan penggurunan menjadi masalah utama di kawasan Timur Tengah, dan beberapa pihak berpendapat bahwa proyek ambisius ini justru dapat memperburuk kondisi tersebut. Lahan yang sebelumnya bisa dimanfaatkan untuk pertanian mungkin akan menjadi tidak produktif karena aktivitas pembangunan.
Di sisi lain, dampak sosial-pun tidak bisa diabaikan. Banyaknya pekerja migran yang terlibat dalam proyek ini seringkali menghadapi kondisi kerja yang sangat sulit dan berisiko, mengalami apa yang disebut sebagai ‘budak modern’ oleh beberapa organisasi.











