Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa kasus beras oplosan malah memberikan dampak positif bagi pelaku usaha penggilingan kecil. Dalam pandangannya, ini menciptakan perubahan perilaku konsumen yang beralih dari pasar modern ke pasar tradisional dan eceran, yang pada gilirannya meningkatkan penjualan untuk penggilingan kecil dan menengah.
Menurut Amran, situasi ini dapat dilihat sebagai berkah bagi pedagang dan penggilingan kecil. Mereka merasa lebih diuntungkan karena peningkatan permintaan beras di pasar tradisional, yang secara langsung menyokong keberlangsungan usaha mereka.
“Kondisi ini justru menurut pedagang dan penggilingan kecil menjadi berkah bagi mereka,” jelas Amran saat konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian.
Penggilingan Kecil Hadapi Tantangan dan Peluang Bersama
Selama ini, penggilingan kecil sering kali kalah saing dibandingkan dengan penggilingan besar. Pabrik besar biasanya membayar harga yang lebih tinggi per kilogram gabah dibandingkan pabrik kecil, yang membuat usaha kecil sulit untuk bersaing.
Amran menambahkan bahwa pabrik besar sering membeli gabah dengan harga mencapai Rp6.700 hingga Rp7.000 per kg, sedangkan penggilingan kecil hanya mampu membeli sekitar Rp6.500 per kg. Perbedaan harga ini menyebabkan penggilingan kecil kesulitan dalam memperoleh pasokan gabah yang cukup.
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga keberlangsungan penggilingan kecil, menyadari pentingnya sektor ini dalam mendukung ekonomi masyarakat. “Yang terjadi saat ini adalah ‘pesta’ penggilingan kecil karena pasokan melimpah,” ungkap Amran.
Kondisi Stok Beras Nasional Terjaga dan Stabil
Amran juga mengonfirmasi bahwa stok beras nasional dalam keadaan aman, dengan surplus mencapai 3,9 juta ton. Dalam hal ini, sebanyak 1,3 juta ton beras telah didistribusikan melalui program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).
Dia menekankan bahwa upaya untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar penting dilakukan. “Pemerintah ingin agar usaha kecil tidak tertindas sehingga ekonomi kerakyatan tetap berjalan,” tegasnya.
Pemerintah juga akan terus menggelontorkan pasokan beras ke pasar untuk menjaga harga tetap stabil, yang pada gilirannya akan menguntungkan baik produsen maupun konsumen. Di pasar tradisional, harga beras medium saat ini sekitar Rp13 ribu per kg.
Upaya Mempercepat Distribusi Beras untuk Keberlanjutan Pangan
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, meminta agar Bulog mempercepat distribusi beras SPHP yang saat ini baru mencapai 2.500 ton per hari. Dia menyatakan bahwa jalur pasar merupakan cara paling efektif untuk menyalurkan beras.
“Kami minta SPHP disalurkan langsung ke pasar, bukan lewat bazar yang prosesnya terlalu lambat,” kata Zulhas. Target distribusi yang ingin dicapai adalah 10 ribu ton per hari atau setara dengan 300 ribu ton per bulan.
Menjelang panen raya gadu pada bulan September, Zulhas optimis bahwa pasokan beras akan lebih lancar. Dengan hanya tinggal tiga minggu menuju panen, beliau berharap distribusi dapat meningkat secara signifikan.