Asosiasi Produsen Durian Malaysia (ADM) telah mengajukan permohonan resmi kepada Kementerian Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia untuk menjadikan durian sebagai buah nasional negara tersebut. Permohonan ini menunjukkan betapa pentingnya durian dalam identitas dan budaya masyarakat Malaysia, mencerminkan keterikatan emosional yang dalam antara buah ini dan seluruh rakyatnya.
Eric Chan, Presiden ADM, menegaskan bahwa durian bukan hanya sekadar buah, tetapi simbol persatuan bagi bangsa Malaysia. Menurutnya, setiap individu di negara itu memiliki kenangan dan tradisi yang terkait dengan durian, yang menjadikannya bagian integral dari budaya Malaysia.
Namun, pemerintah Malaysia belum memberikan tanggapan resmi mengenai pengajuan ini. Otoritas terkait berencana untuk mengevaluasi berbagai aspek, termasuk dampak sosial dan ekonomi, untuk menentukan apakah durian memang layak dijadikan sebagai buah nasional.
Dalam konteks ini, penting untuk dicatat bahwa sejarah menunjukkan durian bukan hanya sekadar buah dari Malaysia, melainkan memiliki akar yang lebih luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Masyarakat Eropa pun pernah terpesona oleh kehadiran durian di tanah Nusantara, yang menjadi bukti sejarah kuat akan daya tarik buah ini.
Pentingnya Durian dalam Kebudayaan dan Sejarah Asia Tenggara
Durian memiliki sejarah panjang yang tertaut erat dengan budaya masyarakat di Asia Tenggara. Banyak catatan sejarah yang menunjukkan bahwa durian telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lokal sejak ratusan tahun yang lalu. Di Indonesia, keberadaan durian telah ada sejak zaman kerajaan, seperti terlihat dalam relief Candi Borobudur yang berasal dari tahun 824 Masehi.
Ketika dilakukan eksplorasi di luar negeri, para penjelajah Eropa menjadi bertemu dengan durian dan terpesona dengan cita rasanya yang unik. Pada abad ke-16, durian mulai menjadi perhatian para penjelajah yang mencatat kelezatan buah ini dan menuliskan pengalamannya dalam karya tulis mereka.
Durian memiliki tempat yang sangat spesial dalam tradisi dan ritual tertentu di kalangan komunitas lokal. Buah ini kerap kali dijadikan sebagai persembahan dan telah menjadi komoditas dalam perdagangan antarpulau. Dengan demikian, durian bukan hanya sekadar sumber makanan, tetapi juga simbol budaya dan tradisi masyarakat yang beragam.
Kesan Pertama Eropa terhadap Durian dan Penemuan Unik
Penjelajah Eropa yang pertama kali mencicipi durian memiliki kesan yang luar biasa. Sebagian dari mereka mengira durian adalah buah aneh dengan penampilan dan aroma yang kuat. Namun, begitu mereka mencicipi daging buahnya yang lembut dan manis, mereka menjadi pengagum berat durian dan merekomendasikannya kepada rekan-rekan mereka di Eropa.
Penjelajah bernama Linschott, yang mencatat rasa durian pada tahun 1599, menggambarkan buah ini sebagai “yang paling enak dibanding buah lainnya di dunia.” Catatan inilah yang mulai membangun reputasi durian di Eropa sebagai “raja buah.” Sejak saat itu, durian menjadi komoditas yang menarik perhatian banyak orang.
Rumphius, seorang naturalis Belanda, juga memberikan kontribusi besar dalam memperkenalkan durian kepada Eropa. Dalam karyanya “Herbarium Amboinense” pada tahun 1741, ia mendokumentasikan tiga varietas durian dan menggambarkan rasa serta ukuran buah ini dengan detail. Pendokumentasiannya membuka jalan bagi penjelajahan baru di Nusantara.
Durian dalam Perspektif Modern dan Budaya Populer
Saat ini, durian telah menjadi bagian dari kuliner modern di berbagai negara, termasuk Indonesia dan Malaysia. Pada tahun 2024, Indonesia diperkirakan memproduksi hampir dua juta ton durian, menjadikannya salah satu negara penghasil terbesar di dunia. Permintaan global untuk durian terus meningkat, sehingga memicu munculnya berbagai inovasi dalam produk olahan berbasis durian.
Menteri Koordinator Pangan Indonesia, Zulkifli Hasan, juga menyatakan perlunya menetapkan durian sebagai buah nasional. Pernyataan ini mencerminkan rasa bangga dan pengakuan terhadap kontribusi durian dalam ekonomi dan budaya Indonesia.
Durian tidak hanya menjadi objek komoditas tetapi juga menjadi subjek dalam karya seni, sastra, dan media. Banyak pelukis, penulis, dan pembuat film yang terinspirasi oleh keunikan durian dan mengangkatnya sebagai tema dalam karya-karya mereka. Ini menjadikan durian tidak hanya sekadar buah, tetapi sebagai simbol dari kekayaan budaya dan tradisi yang ada di Nusantara.











