Keluarga Anik Mutmainah, seorang perempuan berusia 38 tahun asal Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menghadapi duka mendalam setelah kepergiannya saat menyaksikan karnaval sound horeg. Meski rasa kehilangan menyelimuti, pihak keluarga mengaku telah menerima peristiwa tersebut sebagai bagian dari takdir yang tidak dapat dihindari.
Suami Anik, Mujiarto, menggambarkan kepergian istrinya sebagai luka besar, tetapi ia menduga bahwa kehidupan dan kematian telah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Dalam pikiran Mujiarto, tidak ada yang bisa memprediksi bagaimana dan kapan seseorang akan meninggal, tetapi selalu ada rasa ikhlas yang menyertai perpisahan.
Kejadian tragis ini bermula ketika Anik datang untuk melihat pawai yang diadakan dalam rangka merayakan HUT ke-80 Republik Indonesia di desanya. Dengan semangat, ia bersama kakaknya menyaksikan perayaan tersebut tanpa mengira bahwa itu akan menjadi aktivitas terakhirnya.
Detail Peristiwa Tragis yang Menimpa Keluarga
Menurut keterangan Mujiarto, tragedi tersebut terjadi pada malam hari setelah terdengar suara gemuruh karnaval. Saat itu, Anik tampak gembira, ia bahkan merekam momen tersebut dan menikmati suasana dengan ceria. Namun, tak lama setelah ia menghampiri kerumunan, Anik merasa pusing dan tidak sadarkan diri.
Pemandangan yang mengkhawatirkan itu membuat kakaknya dan warga lainnya segera bereaksi cepat. Mereka langsung membawa Anik ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian dengan harapan bisa memberikan pertolongan. Namun, harapan tersebut tidak terwujud karena dokter menyatakan Anik telah meninggal dunia sebelum sampai di rumah sakit.
Mujiarto menekankan bahwa istrinya dalam kondisi sehat sebelum berangkat menonton pawai, ia tidak memiliki riwayat penyakit serius yang bisa menjelaskan kepergiannya yang begitu mendadak. Keberanian Anik untuk menyaksikan acara tersebut, yang merupakan salah satu momen berharga bagi masyarakat setempat, berujung pada tragedi yang tak terduga.
Rasa Kehilangan yang Mendalam di Keluarga
Setelah memastikan kondisi Anik, keluarga terpaksa mempersiapkan pemakaman. Di tengah kesedihan, mereka berusaha untuk tetap kuat sambil menghormati kenangan Indah bersama Anik. Setiap orang yang mengenalnya merasakan dampak dari kehilangan ini, dan banyak yang datang untuk memberikan dukungan dalam proses berduka.
Mujiarto juga mengingat kembali sifat murah senyum dan positif Anik. Ia dikenal sebagai sosok yang selalu membawa keceriaan dan kebaikan bagi orang-orang di sekitarnya, hal ini membuat kehilangan semakin menyakitkan.
Meski begitu, Mujiarto berusaha untuk mengingat hal-hal baik tentang istrinya dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan semangat. Ia percaya bahwa Anik kini berada dalam kedamaian dan sangat bersyukur atas setiap momen yang telah mereka lewati bersama.
Acara Sound Horeg dan Tradisi Masyarakat
Sound horeg sendiri adalah salah satu tradisi yang sangat dihormati dan dirayakan di komunitas tersebut. Acara ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga simbol kebersamaan dan kekuatan yang mengikat warga desa satu sama lain. Pawai ini biasanya diisi dengan penampilan seni, musik, dan berbagai atraksi menarik lainnya.
Kehadiran Anik di tengah-tengah acara menunjukkan kecintaannya terhadap tradisi yang telah melekat dalam kehidupan sosial masyarakat. Setiap tahun, warga menantikan momen ini sebagai bentuk syukur atas berkat yang telah diterima dan untuk mempererat tali persaudaraan.
Namun, insiden ini memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya kesadaran akan kesehatan saat berpartisipasi dalam kegiatan publik. Masyarakat diingatkan untuk selalu menjaga kesehatan dan waspada terhadap kondisi tubuh, terutama dalam situasi yang mengharuskan fisik bekerja lebih keras.
Refleksi dan Harapan untuk Pihak Keluarga
Setelah kehilangan yang tragis ini, komunitas setempat berusaha memberikan dukungan kepada keluarga Anik. Rasa simpati dan kepedulian muncul dari berbagai kalangan, mulai dari tetangga hingga pihak pemerintah desa. Mereka menunjukkan solidaritas yang kuat dalam membantu keluarga yang berduka.
Meskipun tidak ada kata-kata yang dapat menghapus rasa sakit akibat kehilangan, dukungan emosional dari orang-orang terdekat sangat penting bagi Mujiarto dan keluarganya. Mereka merasa tidak sendirian dalam proses berduka, dan hal ini membantu mereka untuk tetap tegar ke depannya.
Sebagai harapan untuk ke depan, Mujiarto berharap agar insiden serupa tidak terulang lagi. Ia mengajak warga untuk lebih peduli akan kesehatan diri dan orang-orang di sekitar, agar setiap festival atau karnaval dapat dilaksanakan dengan aman dan menyenangkan tanpa menimbulkan kejadian yang menyedihkan.