Pihak keluarga dengan penuh ikhlas menerima kepergian Rheza Sendy Pratama, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi dari Amikom Yogyakarta. Meskipun kehilangan tersebut sangat mendalam, mereka menegaskan bahwa ini adalah sebuah musibah tanpa ada tekanan dari pihak manapun.
Rheza dilaporkan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan setelah menghadiri aksi unjuk rasa di sekitar Mapolda DIY. Kejadian yang tragis ini memicu berbagai reaksi dan pertanyaan, namun keluarga ingin menegaskan bahwa mereka telah mengikhlaskan kejadian tersebut.
Ayah Rheza, Yoyon Surono, memberikan pernyataan mengenai keikhlasan keluarganya dalam menerima kematian putranya. Bagi mereka, situasi ini adalah sesuatu yang di luar kendali, dan tidak ada alasan untuk menyalahkan pihak lain.
Kondisi Kematian Rheza yang Mengguncang Masyarakat
Kematian Rheza pada tanggal 31 Agustus lalu telah mengguncang masyarakat Yogyakarta, terutama di kalangan mahasiswa. Kesedihan yang mendalam melanda tidak hanya keluarga, tetapi juga teman-teman dan rekan-rekan seprofesinya.
Beberapa teman Rheza mengungkapkan bahwa mereka merasa kehilangan yang nyata. Untuk mereka, Rheza bukan hanya seorang teman, tetapi juga sosok yang memberikan semangat dan inspirasi.
Situasi yang terjadi selama aksi tersebut menjadi sorotan, di mana banyak yang merasa bahwa perlakuan terhadap demonstran tidak seharusnya sebegitu keras. Pertanyaan mengenai cara aparat keamanan dalam menangani situasi ini pun mulai muncul.
Proses Hukum yang Dikhawatirkan Keluarga
Keluarga Rheza memilih untuk tidak melakukan proses autopsi guna menghormati kepergian putra mereka. Yoyon menjelaskan bahwa mereka telah membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa peristiwa ini adalah musibah dan bukan tindakan kriminal.
Keluarga merasa bahwa proses visum tidak diperlukan, dan mereka ingin fokus untuk merelakan kepergian Rheza. Dalam keterangannya, Yoyon menekankan bahwa keputusan ini diambil secara sadar dan bukan di bawah tekanan pihak manapun.
Keputusan untuk tidak melanjutkan ke jalur hukum diambil agar keluarga dapat menjalani proses berkabung dengan lebih tenang. Mereka ingin mengenang Rheza dengan cara yang lebih positif, bukan dengan terlibat dalam proses hukum yang berkepanjangan.
Reaksi Kepolisian dan Dukungan dari Masyarakat
Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono, menunjukkan sikap terbuka terhadap situasi ini. Meskipun keluarga tidak menginginkan ekshumasi, kepolisian tetap bersiap untuk melakukan penyelidikan jika diperlukan.
Anggoro juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan menegaskan bahwa kepolisian siap membantu jika keluarga merasa perlu untuk mencari keadilan. Dalam situasi ini, pihak polisi berusaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat.
Keluarga memberikan masukan kepada pihak kepolisian untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam pengamanan aksi massa. Harapan mereka adalah agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.