Astra Honda Motor (AHM) mengungkapkan bahwa penetrasi sepeda motor listrik di Indonesia belum memberikan dampak yang signifikan terhadap penjualan mereka. Selama ini, perusahaan lebih fokus pada produk sepeda motor konvensional berbahan bakar bensin, yang memiliki pangsa pasar kuat di negeri ini.
Ahmad Muhibbuddin, General Manager Corporate Communication AHM, menjelaskan perbedaan karakter konsumen di Indonesia dan Vietnam. Ia berpendapat, tidak perlu ada kekhawatiran berlebihan mengenai dampak penetrasi motor listrik terhadap bisnis sepeda motor konvensional.
Muhibbuddin menambahkan bahwa pengembangan motor konvensional dan motor listrik dapat berjalan berdampingan. Ia percaya keduanya akan tumbuh dalam segmen yang berbeda tanpa saling mengganggu.
“Apakah yang terjadi di negara lain akan terjadi di Indonesia? Karakter konsumen kita memiliki ekspektasi yang berbeda,” ujarnya saat ditemui di Jakarta. Pendapat ini menunjukkan keyakinannya tentang kekuatan pasar konvensional di Tanah Air.
Pertumbuhan Pasar Motor Konvensional dan Listrik di Indonesia
Di tengah meningkatnya kecenderungan menuju kendaraan listrik, AHM masih percaya bahwa pasar motor konvensional akan tetap kuat. Konsumen Indonesia, menurut Muhibbuddin, mempunyai preferensi yang beragam antara motor listrik dan konvensional.
Ia mengungkapkan bahwa hingga saat ini, tidak ada gangguan berarti yang dirasakan dari kehadiran sepeda motor listrik. Kedua jenis sepeda motor tersebut masih dapat berkembang di ruangnya masing-masing tanpa saling bersaing secara langsung.
Pernyataan ini muncul setelah adanya laporan yang menyatakan bahwa dominasi Honda di pasar sepeda motor Vietnam kini terancam. Di Vietnam, pemerintah telah mendorong peralihan ke motor berbasis baterai dengan kebijakan yang cukup progresif.
Menurut data terbaru, penjualan sepeda motor Honda di Vietnam mengalami penurunan mencolok. Penjualan turun hampir 22 persen pada Agustus dibandingkan dengan bulan sebelumnya, dan turun 13 persen dibandingkan tahun lalu.
Menanggapi Tantangan di Pasar Motor Listrik
Menanggapi situasi di Vietnam, perwakilan Honda menghindari komentar terkait penurunan penjualan tersebut. Namun, perusahaan telah melayangkan protes kepada pihak berwenang perihal kebijakan yang dianggap terlalu cepat untuk diimplementasikan.
Muhibbuddin juga mengakui pentingnya bersaing erat di pasar sepeda motor listrik di Indonesia. AHM telah meluncurkan tiga model motor listrik, yaitu Icon e:, CUV e:, dan EM1 e:, meskipun harga mereka terbilang tinggi.
Salah satu model motor listrik mencapai harga Rp50 juta, tetapi diskon yang cukup besar pada bulan Juli lalu membuat harga produk tersebut lebih kompetitif. Ini juga menjadi strategi untuk menghadapi kompetisi dari merek-merek lain, terutama dari China dan lokal.
“Kami berharap keduanya dapat diterima dengan baik oleh konsumen di Indonesia,” ujar Muhibbuddin, menunjukkan optimisme atas masa depan produk mereka.
Kebijakan Pemerintah dan Peralihan ke Kendaraan Listrik di Asia Tenggara
Pemerintah Vietnam baru-baru ini menerapkan kebijakan yang melarang sepeda motor berbahan bakar fosil di pusat kota Hanoi dalam waktu 12 bulan. Rencana ini akan berlanjut ke kawasan lain pada tahun 2028.
Akibat penerapan kebijakan ini, banyak warga Hanoi dan Ho Chi Minh City beralih ke motor listrik untuk pembelian yang akan datang. Survei yang diadakan oleh lembaga riset pasar menunjukkan bahwa mayoritas responden berencana untuk membeli motor listrik di masa depan.
Data menunjukkan 54 persen responden, mayoritas pemilik motor Honda, berencana beralih ke motor listrik. Keputusan ini didorong oleh dukungan terhadap kebijakan pemerintah yang mendukung kendaraan listrik.
Di Hanoi, 60 persen responden memilih motor listrik sebagai pilihan. Lima puluh persen di antara mereka masih mempertimbangkan motor Honda, sementara 32 persen memilih merek lokal lain, VinFast.
Prospek Pasar Motor Listrik di Vietnam dan Indonesia
Dukungan kebijakan yang tegas telah membentuk sikap konsumen di Vietnam. Kengo Kurokawa, kepala Asia Plus, mengungkapkan bahwa kebijakan seperti larangan bertahap dan insentif berpotensi mempercepat perubahan pasar lebih cepat daripada yang diperkirakan oleh produsen motor tradisional.
Pasar motor di Vietnam diperkirakan akan bernilai USD 4,6 miliar pada tahun 2025 dan diproyeksikan tumbuh menjadi USD 6 miliar pada tahun 2030. Meski demikian, penjualan motor konvensional masih mendominasi pasar saat ini.
Tahun lalu, Honda berhasil menjual 2,6 juta unit motor di Vietnam, mencakup lebih dari 80 persen dari total penjualan sepeda motor nasional. Sementara merek lokal VinFast baru melaporkan penjualan 71 ribu unit motor listrik.
Seperti di Indonesia, Honda juga sudah meluncurkan model motor listrik di Vietnam, tetapi informasi penjualan yang lebih detail belum dipublikasikan. Pasar motor listrik di kedua negara menunjukkan potensi besar, yang membutuhkan penanganan serius dari para produsen.











