Rencana pengembangan transportasi kereta api di Indonesia kini memasuki babak baru dengan pernyataan Kepala BP BUMN yang menyebut adanya perluasan rute kereta rel listrik (KRL) hingga Cikampek dan Sukabumi. Proyek ini diharapkan dapat memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat dan rencananya akan dimulai tahun depan.
Pengembangan ini akan mencakup elektrifikasi di sejumlah kota, termasuk Jakarta. Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Dony Oskaria menjelaskan mengenai langkah ini sebagai wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi publik.
Pemerintah akan mendukung upaya ini melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang akan dialokasikan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp1,8 triliun. Dana tersebut bertujuan untuk pengadaan trainset baru guna mendukung penugasan PSO KRL yang semakin vital bagi masyarakat.
Peningkatan Aksesibilitas dengan Proyek KRL yang Lebih Luas
Perluasan jalur KRL ke Cikampek dan Sukabumi diharapkan bisa memberikan alternatif transportasi yang lebih efisien bagi pengguna. Dengan jarak yang lebih dekat dan waktu tempuh yang lebih singkat, diharapkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum meningkat.
Proyek ini juga mendukung pengurangan kemacetan yang sering terjadi di jalan raya, terutama di Jakarta yang dikenal sebagai salah satu kota dengan masalah lalu lintas yang parah. Dengan adanya jalur baru ini, transportasi publik dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pengurangan polusi dan kemacetan.
Menurut Dony, elektrifikasi kereta api di lima kota tahun depan menunjukkan keseriusan Pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur transportasi. Hal ini sejalan dengan upaya menuju sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan efisien.
Dukungan Anggaran untuk Peningkatan Infrastruktur Kereta Api
KAI akan mendapatkan alokasi anggaran yang cukup besar untuk melaksanakan rencana ini, yaitu sebesar Rp1,8 triliun. Dana ini dianggap penting untuk memastikan pengadaan armada baru yang dapat menunjang rute tambahan yang akan dibuka.
Selain itu, dua BUMN lainnya, yakni PT Industri Kereta Api (INKA) dan PT Pelayaran Indonesia (Pelni), juga mendapatkan dukungan dari PMN. Dengan demikian, penguatan struktur dan kapasitas industri perkeretaapian diharapkan dapat berjalan maksimal.
INKA, misalnya, akan memanfaatkan dana untuk memperluas fasilitas produksi dan sistem manufaktur kereta api di pabrik Madiun dan Banyuwangi. Hal ini penting untuk menghadirkan teknologi baru yang lebih efisien dan berdaya saing tinggi.
Transformasi dan Inovasi dalam Layanan Publik
Dengan adanya penugasan PMN yang menjalankan transformasi fundamental pada ketiga BUMN ini, diharapkan efisiensi dan layanan publik dapat meningkat. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung pertumbuhan sektor transportasi di Indonesia.
Penjelasan Dony menggarisbawahi betapa pentingnya peran transportasi dalam mendukung perkembangan ekonomi dan sosial masyarakat. Kereta api bukan hanya sekadar moda transportasi, tetapi juga menjadi sarana penghubung antar wilayah yang penting.
Keterhubungan yang lebih baik melalui proyek ini diharapkan dapat memperkuat aktivitas ekonomi, baik di perkotaan maupun pedesaan. Masyarakat perlu memperoleh akses yang memadai untuk mendukung kegiatan sehari-hari mereka.









