Kru film yang mengangkat tema perjuangan dan dampak kebrutalan di Gaza baru-baru ini mengalami pengalaman mengejutkan setelah pemutaran perdana film mereka di festival internasional. Sutradara film tersebut, Kaouther Ben Hania, mengungkapkan bahwa timnya menerima sejumlah pesan kebencian yang mengintimidasi, terutama setelah film tersebut diputar di Festival Film Venesia.
Film yang berjudul “The Voice of Hind Rajab” ini memberikan gambaran mendalam tentang tragedi yang dialami oleh rakyat Palestina. Kehadiran film ini di festival bergengsi tersebut diwarnai dengan tepuk tangan meriah selama 23 menit, namun di balik itu, ada resiko besar yang harus dihadapi oleh tim film.
Pengalaman Intimidasi Setelah Pemutaran Perdana Film
Setelah tayangnya film ini, sejumlah produser terkenal, termasuk Brad Pitt dan Joaquin Phoenix, disebutkan menerima ribuan pesan intimidasi yang sangat mengganggu. Kaouther Ben Hania mengungkapkan bahwa pesan-pesan tersebut datang secara berulang dan membuat keadaan semakin tegang.
Ia menyatakan, “Pesan yang sama dikirim berulang kali dan sangat mengintimidasi,” menegaskan betapa seriusnya ancaman yang mereka terima. Hal ini mencerminkan suasana yang semakin panas terkait tema yang diangkat oleh film ini.
Pemesanan pesan kebencian tersebut terjadi setelah pemutaran pada Rabu malam, dan hal ini meninggalkan dampak emosional yang sangat besar pada sutradara dan kru film. Ben Hania merasa bahwa keberanian untuk bercerita juga harus disertai dengan risiko yang dihadapi.
Cerita Tragis di Balik Film “The Voice of Hind Rajab”
“The Voice of Hind Rajab” mengisahkan tentang seorang anak perempuan Palestina yang tewas di tangan militer Israel, bersamaan dengan enam anggota keluarganya. Kematian ini terjadi ketika mereka sedang berusaha melarikan diri dari kekacauan di Gaza, menciptakan kisah yang penuh emosi dan tragedi.
Dalam peristiwa tragis tersebut, Rajab dan keluarganya terjebak dalam serangan yang menewaskan paman, bibi, dan tiga sepupunya. Cerita ini berfungsi tidak hanya sebagai gambaran kekerasan, tetapi juga sebagai pengingat akan kehidupan yang hilang.
Kisah ini tak hanya menggugah secara emosional, tetapi juga memicu gelombang protes di berbagai universitas, termasuk di Universitas Columbia. Hal ini menunjukkan bahwa kisah Rajab bukan hanya sebuah narasi, tetapi juga panggilan untuk keadilan.
Dampak Sosial dan Global dari Kematian Hind Rajab
Kematian Hind Rajab menarik perhatian dunia, menginspirasi banyak orang untuk berbicara dan bertindak. Protes yang muncul di Universitas Columbia, di mana mahasiswa mengganti nama Hamilton Hall menjadi Hind’s Hall, menjadi simbol dukungan terhadap keadilan untuk rakyat Palestina.
Rapper terkenal Macklemore bahkan merilis lagu berjudul “Hind’s Hall” sebagai respon terhadap tragedi ini. Hal ini menunjukkan bahwa seni dan musik dapat menjadi alat yang kuat dalam menyuarakan keadilan sosial.
Melihat dampak yang ditimbulkan, Ben Hania merasa tergerak untuk menceritakan kisah ini. Ia menekankan pentingnya film ini sebagai sarana untuk menyampaikan suara mereka yang terpinggirkan.
Reaksi dan Harapan untuk Masa Depan Film di Festival Internasional
Film “The Voice of Hind Rajab” rencananya akan dirilis di Tunisia dalam waktu dekat. Meskipun belum memiliki distributor di AS, film ini telah dipilih sebagai perwakilan Tunisia untuk Academy Awards 2026, memberikan harapan besar bagi tim produksi.
Kehadiran film ini di festival seperti Festival Film Internasional Toronto, London, San Sebastian, dan Busan menjadi langkah penting dalam memperluas jangkauan cerita ini. Ben Hania menyatakan bahwa visibilitas film ini akan sangat berarti bagi penonton di seluruh dunia.
Dengan berbagai festival yang diikutsertakan, harapannya tidak hanya meraih penghargaan tetapi juga mengedukasi dan membuka dialog tentang isu Palestin dan kemanusiaan. Ben Hania percaya bahwa tugas mereka adalah memberi suara kepada mereka yang tidak terdengar.