Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menolak desakan untuk menghentikan program makan bergizi gratis (MBG) yang disampaikan oleh sejumlah pihak. Pernyataan tersebut disampaikan Luhut usai pertemuannya dengan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, di mana ia mengklaim sudah mendapatkan banyak informasi mengenai pelaksanaan program tersebut selama sembilan bulan terakhir.
Luhut menyatakan bahwa program MBG menunjukkan hasil yang baik dan meminta agar program ini tetap berlanjut. Menurutnya, penyerapan anggaran dari program tersebut mengalami perbaikan yang signifikan, sehingga ia memperingatkan Menteri Keuangan agar tidak memotong anggaran yang dialokasikan untuk MBG.
Di tengah situasi ekonomi global yang tidak menentu, Luhut menekankan bahwa program ini berhasil menciptakan 380 ribu lapangan kerja di seluruh Indonesia. Hal ini, menurutnya, sangat membantu masyarakat yang terdampak oleh kondisi ekonomi yang fluktuatif.
Pentingnya Keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis
Luhut mengingatkan bahwa dalam setiap proses pembangunan, hasil yang diinginkan tidak dapat dicapai dalam waktu singkat. Proses yang baik membutuhkan waktu dan evaluasi berkelanjutan untuk perbaikan yang lebih lanjut. “Jika ada yang kurang, kita akan perbaiki bersama,” katanya.
Dalam evaluasi yang dilakukan, Luhut menyatakan bahwa anggaran telah terserap dengan lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan program MBG sedang berada di jalur yang tepat. Menurutnya, meskipun ada kekurangan, perbaikan terus-menerus harus dilakukan tanpa menunda pelaksanaan program tersebut.
Luhut juga menegaskan pentingnya kritik konstruktif untuk meningkatkan kualitas program, bukan untuk mereduksi semangat. Ia memandang bahwa kritik yang muncul harus diarahkan untuk memperbaiki, bukan menghentikan ide yang baik.
Risiko dan Tantangan dalam Implementasi Program MBG
Kendati demikian, munculnya kasus keracunan makanan dari program MBG membuat beberapa pihak merasa khawatir. Luhut menunjukkan kepeduliannya terhadap insiden tersebut dan mencatat bahwa penting untuk memperketat proses penyaluran dalam program ini. “Kita prihatin dengan kejadian keracunan kemarin, tapi saat ini kita sedang dalam proses perbaikan,” ujarnya.
Pentingnya sertifikasi kesehatan dan higienitas saat penyaluran makanan juga ditekankan oleh Luhut. Ia memberikan instruksi kepada Badan Gizi Nasional untuk menjalankan prosedur tersebut guna memastikan keamanan dan kualitas makanan yang diberikan kepada masyarakat.
Meningkatnya keprihatinan masyarakat terhadap kejadian keracunan ini mendorong beberapa organisasi, termasuk Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, untuk mendiskusikan evaluasi total terhadap program tersebut. Desakan ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran akan keselamatan anak-anak dan masyarakat umum.
Pendaftarannya dan Rencana Peraturan Presiden Mendatang
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menyatakan bahwa akan ada Peraturan Presiden terkait tata kelola MBG yang diharapkan dapat membantu mengatur program lebih sistematis. Dadan optimis peraturan ini dapat selesai dalam waktu dekat, memberikan kejelasan tentang tugas masing-masing kementerian terkait dalam pelaksanaan program.
Ia menjelaskan bahwa peraturan tersebut akan membagi tanggung jawab antar kementerian dan lembaga untuk memastikan koordinasi yang efektif. Dengan cara ini, diharapkan setiap pihak dapat berperan secara maksimal tanpa lagi merasa bingung terhadap tanggung jawabnya.
Kelengkapan peraturan ini akan melibatkan pemerintah daerah dalam pelaksanaan MBG. Hal ini diharapkan dapat mendorong partisipasi lokal dan memaksimalkan hasil dari program yang dicanangkan oleh pemerintah.
Peran Publik dan Tanggap Darurat di Tengah Kritik
Luhut menyatakan bahwa meskipun kritik datang dari berbagai pihak, langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas program harus tetap dilakukan. Ia berpendapat bahwa harapan untuk hasil yang sempurna dalam waktu singkat adalah hal yang tidak realistis. Idealnya, evaluasi perbaikan harus dilakukan secara berkala.
Kritik terhadap pelaksanaan MBG harus dimaknai sebagai bagian dari dinamika kontrol kualitas yang penting dalam upaya meningkatkan pelayanan publik. Luhut mengajak semua pihak untuk mendukung perbaikan yang sedang berlangsung, demi kebaikan masyarakat luas.
Terlepas dari berbagai tantangan yang ada, Luhut tetap optimis bahwa dalam tiga bulan ke depan, program MBG akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dari sekarang. Optimisme ini disertai dengan komitmen untuk terus memperbaiki sistem dan proses yang ada.











