Peternak ayam petelur di Indonesia baru-baru ini menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Menteri Pertanian. Apresiasi ini diberikan atas dedikasi pemerintah untuk menjaga keberlangsungan usaha mereka serta stabilitas harga pangan di negara ini.
Pernyataan penuh rasa syukur tersebut terungkap dalam Rapat Koordinasi Stabilisasi Harga Telur Ayam Ras. Event ini diadakan di Kementerian Pertanian dan menjadi wadah untuk mengekspresikan harapan dan tantangan yang dihadapi para peternak.
Dalam forum tersebut, para peternak menekankan pentingnya kedekatan menteri dengan mereka. Mengunjungi lapangan, Amran Sulaiman membuktikan komitmennya untuk mendengarkan keluhan dan memastikan produksi tetap aman.
Mendukung Kesejahteraan Peternak Ayam Petelur di Indonesia
Ketua Koperasi Berkah Telur Blitar, Yesi, mencurahkan rasa syukur kepada Amran Sulaiman. Ia menganggap menteri sebagai contoh pemimpin yang peduli dan peka terhadap kebutuhan peternak.
Penilaian serupa diungkapkan oleh Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso. Ia percaya bahwa kepedulian dan sikap pembelaan Amran terhadap rakyat telah memberikan dampak positif bagi peternak di tanah air.
Yudianto berpendapat bahwa kebijakan yang diambil Amran sangat berpihak kepada peternak. Hal ini terlihat dari usaha-usahanya dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang mereka hadapi.
Kestabilan Harga dan Permasalahan di Pasar
Dari diskusi tersebut, Yudianto menjelaskan bahwa harga telur di tingkat produsen tetap stabil, yaitu antara Rp24.000 hingga Rp26.500 per kilogram. Harga tersebut sesuai dengan Harga Acuan Pemerintah yang telah ditetapkan.
Saat ini, produksi telur nasional dalam kondisi surplus. Ini menunjukkan bahwa seharusnya tidak ada alasan untuk kekurangan pasokan di pasar.
Namun, ia mengungkapkan bahwa ada praktik permainan di pasar yang menyebabkan harga telur meningkat. Pertanyaan yang muncul adalah siapa yang sebenarnya berada di balik lonjakan harga ini.
Tindakan Pemerintah Terhadap Praktik Curang di Pasar
Menanggapi keluhan para peternak, Amran menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk tidak membiarkan praktik penipuan dalam perdagangan yang merugikan masyarakat. Ia mengedepankan tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang mempermainkan harga telur.
Amran meminta Satgas Pangan Polri untuk mengawasi dan menindak pelaku usaha yang melanggar aturan, terutama di daerah-daerah yang ternyata mengalami lonjakan harga.
Ia menegaskan, “Yang nakal itu middleman. Satgas Pangan, saya umumkan: cabut izinnya. Kalau perlu, tangkap,” menunjukkan keseriusan dalam menanggapi masalah ini.











