Pemprov DKI Jakarta sedang gencar-gencarnya mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk mengurangi risiko banjir yang dapat diakibatkan oleh cuaca ekstrem. Dengan adanya pemantauan yang ketat dan infrastruktur yang diperkuat, harapan untuk mengendalikan banjir semakin optimis.
Sejumlah persiapan, seperti optimalisasi infrastruktur dan kesiapsiagaan alat, menjadi fokus utama dalam pelaksanaan mitigasi bencana ini. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta menjadi salah satu instansi kunci yang berkontribusi dalam upaya tersebut.
Kepala Dinas SDA, Ika Agustin Ningrum, menegaskan bahwa seluruh perangkat pengendalian banjir sudah siap untuk berfungsi optimal dalam situasi apapun. Kerja sama lintas sektor dan infrastruktur yang siap tempur menjadi kunci dalam menghadapi potensi banjir.
Persiapan Infrastruktur untuk Mitigasi Banjir di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan berbagai alat untuk mengatasi kemungkinan genangan air. Hingga pertengahan November 2025, tercatat sekitar 560 unit pompa stasioner ditempatkan di 191 lokasi serta 627 unit pompa mobile yang dipersiapkan untuk lokasi-lokasi yang rawan genangan.
Perawatan terhadap badan air di DKI juga dilakukan secara intensif. Pengerukan di sungai, kali, serta waduk dengan total lebih dari 756.000 mÂł menunjukkan komitmen pemerintah dalam memastikan infrastruktur air tetap berfungsi optimal.
Ada sekitar 1.876 titik pengerukan yang tersebar di seluruh DKI, menandakan keberagaman lokasi yang perlu mendapatkan perhatian. Upaya ini dipadukan dengan penggunaan alat berat untuk mempercepat proses pengerukan, sehingga aliran air lebih lancar.
Strategi Penanggulangan Banjir Rob dan Keberadaan Pompa
Banjir rob menjadi perhatian serius di kawasan pesisir Jakarta, Oleh karena itu, pompa stasioner dan mobile disiagakan untuk menjaga ketersediaan air. Beberapa lokasi strategis juga sudah dilengkapi dengan pintu air guna memonitor dan mengatasi risiko banjir setelah hujan lebat.
Dinas SDA mengoperasikan berbagai rumah pompa yang tersebar di beberapa titik, seperti di kawasan Marina dan Muara Angke. Penanganan yang komprehensif menunjukkan betapa pentingnya persiapan matang dalam menghadapi potensi banjir.
Di samping itu, 3.908 personel Pasukan Biru juga dikerahkan untuk memantau kondisi lapangan. Kesiagaan ini diperlukan untuk merespons situasi darurat dengan cepat, sehingga dampak banjir dapat diminimalisir.
Pendidikan Masyarakat dalam Meningkatkan Kewaspadaan Banjir
Pentingnya peran masyarakat dalam menghadapi bencana juga disorot oleh Ika. Penyuluhan dan pemahaman mengenai potensi genangan di wilayah yang rawan sangatlah penting untuk dianjurkan. Masyarakat diharapkan untuk tetap waspada dan mengikuti informasi resmi yang diberikan oleh pemerintah.
Dinas Sumber Daya Air mengajak masyarakat untuk aktif memantau situasi banjir melalui aplikasi dan sumber informasi yang resmi. Kesiapan kolektif masyarakat menjadi bagian integral dari upaya mitigasi bencana ini.
Dengan mengedukasi masyarakat, diharapkan langkah-langkah pencegahan dapat berlangsung lebih efektif. Selain itu, keterlibatan masyarakat dalam memantau lingkungan sekitar juga dapat membantu dalam mendeteksi masalah lebih dini.











