Daihatsu Motor Corp baru-baru ini mengungkap bahwa pabrik Kyoto di Jepang berperan sebagai ‘mother plant’ bagi Karawang Line 2 di Indonesia. Penjelasan tentang hubungan ini menunjukkan seberapa penting inovasi dan konsep yang diterapkan di Kyoto juga dirasakan di pabrik Karawang, meskipun ada perbedaan signifikan di antara keduanya.
“Pabrik Kyoto berfungsi sebagai ‘mother plant’, sehingga banyak inovasi yang dihasilkan di Kyoto diterapkan di Karawang,” ungkap Fukushima, Manajer Pabrik Kyoto. Meskipun demikian, dia menekankan bahwa perbedaan mendasar antara keduanya disesuaikan dengan kebutuhan lokal yang berbeda.
Perbedaan ini mencakup berbagai aspek, terutama dalam desain dan struktur bangunan pabrik. Di Kyoto, pabrik dibangun dengan struktur yang berbeda untuk beradaptasi dengan iklim Jepang yang memiliki empat musim dan variasi suhu yang ekstrim.
Struktur Bangunan yang Disesuaikan untuk Iklim Lokal
Fukushima menjelaskan bahwa Kyoto Plant dirancang sebagai bangunan tinggi yang tertutup dan memiliki sistem pendingin udara serta kontrol lingkungan kerja yang canggih. Kondisi ini memungkinkan karyawan merasa nyaman saat bekerja di sepanjang tahun, terlepas dari fluktuasi suhu luar.
Desain vertikal yang compact di pabrik ini menciptakan efisiensi dalam kegiatan pemeliharaan dan peningkatan berkelanjutan. Dengan tata letak yang ringkas, aktivitas ini dapat dilakukan dengan cepat, mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan.
Di sisi lain, pabrik di Karawang menyesuaikan desain bangunannya dengan kondisi iklim Indonesia. Elemen-elemen yang diterapkan di sini lebih menekankan pada penyesuaian cuaca tropis dan kelembapan yang lebih tinggi.
Setiap pabrik memiliki kapasitas produksi yang berbeda, yang juga mencerminkan perbedaan dalam fasilitas dan desain mereka. Di Kyoto, pabrik ini mampu memproduksi sekitar 230 ribu unit mobil per tahun.
Sementara itu, kapasitas produksi di Karawang Line 2 berada pada angka 140 ribu unit per tahun. Ini adalah perbedaan yang cukup signifikan, menunjukkan berbagai faktor yang mempengaruhi hasil produksi di kedua lokasi.
Pembangunan Pabrik dan Investasi yang Signifikan
Pabrik Daihatsu di Karawang baru saja diresmikan awal tahun ini dan terletak di Kawasan Industri Surya Cipta. Total nilai investasi untuk pabrik ini adalah sebesar Rp2,9 triliun, menunjukkan komitmen perusahaan untuk memperluas operasional di Indonesia.
Khusus untuk pabrik Kyoto, terdapat pembaruan besar pada tahun 2022 yang bertujuan untuk menghadapi tantangan dalam mencapai karbon netral. Pembaruan ini juga mempertimbangkan kekurangan tenaga kerja dan penyesuaian kategori usia karyawan di sektor otomotif.
Pabrik di Kyoto memiliki luas area sekitar 170 ribu meter persegi, ukuran yang terbilang kecil untuk kapasitas produksi yang besar. Dalam proses upgrade terakhir, fasilitas perakitan dan pengecatan digabungkan menjadi satu bangunan bertingkat.
Model bisnis dan pendekatan dari kedua pabrik menggambarkan bagaimana Daihatsu berupaya memenuhi permintaan pasar yang terus berkembang. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menciptakan lapangan kerja lokal.
Dalam konteks ini, penting untuk mencermati bagaimana perusahaan otomotif global seperti Daihatsu berusaha beradaptasi dengan kondisi lokal di setiap pasar. Desain dan kebijakan produksi yang inovatif menjadi kunci untuk mencapai keberhasilan tersebut.
Respons terhadap Tantangan Lingkungan dan Sosial
Pembaruan yang dilakukan di Kyoto Plant juga termasuk dalam konteks yang lebih luas, yaitu respons terhadap isu-isu lingkungan. Upaya menuju karbon netral menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan fasilitas produksi mereka.
Perusahaan juga menghadapi tantangan dari segi sumber daya manusia. Keterbatasan jumlah tenaga kerja menjadi masalah yang signifikan, dan upaya untuk mengatasi hal ini harus dilakukan dengan strategi yang tepat.
Selain itu, penyesuaian kategori usia pekerja di pabrik juga menjadi perhatian. Dengan populasi pekerja yang menua, perusahaan perlu merencanakan kebijakan sumber daya manusia yang dapat menjamin keberlangsungan operasional.
Dari seluruh aspek ini, terlihat bahwa pabrik Daihatsu bukan hanya sekadar tempat produksi, tetapi juga mencerminkan langkah perusahaan dalam beradaptasi dengan perubahan global. Mereka mengintegrasikan teknologi modern dan praktek ramah lingkungan dalam setiap langkah produksi.
Dengan semua pembaruan dan inovasi ini, Daihatsu berusaha tidak hanya untuk meningkatkan produktivitas, tetapi juga untuk berkontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial.











