Pemerintah Selandia Baru baru-baru ini mengambil langkah signifikan dengan melonggarkan persyaratan untuk visa investor demi merangsang pertumbuhan ekonomi yang terhenti. Kebijakan ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investor asing agar dapat pindah dan menetap di negara tersebut melalui program “golden visa”.
Perubahan ini mencakup penurunan ambang batas investasi, penghapusan kewajiban bahasa Inggris, dan pengurangan waktu tinggal yang diperlukan untuk memperoleh izin tinggal menjadi hanya tiga minggu. Dengan kebijakan baru ini, pemerintah berharap dapat menarik minat lebih banyak investor dari berbagai negara.
Sejak penerapan aturan terbaru, banyak pengajuan visa dari investor kaya yang datang dari Amerika Serikat, China, dan Hong Kong. Imigrasi Selandia Baru mencatat bahwa skema ini telah menerima 308 aplikasi setelah pengumuman tersebut, dibandingkan hanya 116 aplikasi dalam dua setengah tahun sebelumnya.
Menarik Investor Melalui Kebijakan Visa yang Lebih Fleksibel
Kebijakan baru ini muncul setelah kritik yang mengarah pada program visa investasi sebelumnya. Salah satu contoh yang mengundang banyak perhatian adalah kasus Peter Thiel, pendiri PayPal, yang mendapatkan kewarganegaraan hanya setelah tinggal selama 12 hari di Selandia Baru. Situasi ini memicu perdebatan mengenai keadilan dan transparansi dalam penerapan program.
Mantan Perdana Menteri Jacinda Ardern sebelumnya telah berusaha memperketat regulasi visa investasi sebagai respons terhadap kekhawatiran masyarakat sekitar. Namun, setelah melihat perubahan kondisi ekonomi, kebijakan ini kembali dirilis untuk menarik lebih banyak investor, dengan harapan dapat memperbaiki keadaan ekonomi yang lesu.
Selandia Baru juga pernah melarang kepemilikan rumah oleh asing pada tahun 2018, untuk mencegah kenaikan harga rumah yang diakibatkan oleh pembeli luar negeri. Kini, dengan aturan baru, pemegang “golden visa” diperbolehkan membeli rumah dengan nilai lebih dari NZ$5 juta, sebuah langkah yang tampaknya akan merangsang pasar perumahan lokal.
Perubahan Skema Visa sebagai Respon terhadap Kebutuhan Ekonomi
Dalam konteks ini, diharapkan bahwa langkah-langkah baru ini tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan pemodal asing tetapi juga mendukung pemulihan ekonomi domestik. Dengan investasi yang lebih dalam, diharapkan dampak yang lebih positif bagi masyarakat lokal dapat terealisasi, baik melalui penciptaan lapangan kerja maupun pengembangan infrastruktur.
Berdasarkan aturan terbaru, pemodal asing dapat memperoleh “golden visa” dengan investasi minimal NZ$5 juta selama tiga tahun. Sementara bagi mereka yang lebih mampu, investasi NZ$10 juta selama lima tahun dipersyaratkan untuk mendapatkan izin tinggal yang lebih permanen.
Dari segi sosial, langkah ini mungkin akan membawa berbagai perspektif baru mengenai interaksi antar budaya dan perekonomian di Selandia Baru. Tentu ada tantangan yang harus dihadapi untuk memastikan bahwa keberadaan investor asing tidak merugikan masyarakat setempat, tetapi justru sebaliknya.
Dampak Jangka Panjang dari Program Visa bagi Ekonomi Selandia Baru
Dengan semakin banyaknya investor asing yang datang, ada harapan untuk pertumbuhan jangka panjang yang stabil. Para ekonom meyakini bahwa masuknya modal asing bisa menjadi pendorong pertumbuhan sektor-sektor kunci di Selandia Baru, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.
Di sisi lain, dengan meningkatnya tekanan pada pasar properti, penting bagi pemerintah untuk mengawasi pergerakan harga agar tidak merugikan warga lokal. Pembangunan perumahan yang lebih terjangkau juga harus menjadi fokus agar masyarakat dapat terus menikmati akses terhadap tempat tinggal yang baik.
Keberlanjutan program golden visa ini sangat bergantung pada bagaimana pemerintah mampu mengelola dampak dari kebijakan tersebut. Dengan pendekatan yang seimbang, diharapkan investasi asing dapat membawa manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian lokal.











