Kematian seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, Iko Juliant Junior, yang berusia 19 tahun, menjadi sorotan publik dan menyisakan banyak tanda tanya. Setelah mengikuti aksi demonstrasi pada akhir Agustus, Iko dilaporkan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dirinya meninggal dunia, namun kronologi kejadian yang jelas masih belum terungkap sepenuhnya.
Pusat Bantuan Hukum Ikatan Alumni Universitas Negeri Semarang mengambil langkah untuk mendampingi keluarga korban, mengingat banyak kejanggalan yang muncul terkait penyebab kematian Iko. Salah satu isu utama adalah mengenai keterangan yang disampaikan kepolisian yang tampak berbeda terkait lokasi kejadian, yang semakin menambah kompleksitas kasus ini.
Kronologi Kematian Iko Juliant Junior yang Membingungkan
Kecelakaan tersebut terjadi di Jalan Veteran, di mana Iko diduga berboncengan dengan temannya, Ilham. Kendaraan yang mereka tumpangi bertabrakan dengan motor yang dikendarai oleh Vicky dan Aziz sekitar pukul 03.05 WIB. Kejadian ini menyisakan banyak pertanyaan karena laporan awal menyebutkan lokasi kecelakaan berbeda dari keterangan resmi yang diberikan kemudian.
Ketidakpastian semakin meningkat ketika pihak kepolisian memberikan keterangan bahwa mereka memang sedang menyelidiki kecelakaan tersebut. Kombes Artanto dari Polda Jateng menjelaskan bahwa perbedaan lokasi kemungkinan disebabkan oleh kebingungan saat penanganan darurat di lokasi kejadian atau informasi yang salah dari pihak yang mengantar korban ke rumah sakit.
Kapolda Jateng mengungkapkan bahwa upaya penyelidikan sedang berlangsung. Mereka berusaha mengumpulkan bukti seperti rekaman CCTV dan keterangan dari saksi-saksi untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kecelakaan tersebut.
Investigasi yang Melibatkan Saksi dan Bukti Pendukung
Polda Jateng telah memeriksa dua orang saksi, yaitu Vicky dan Aziz, yang terlibat langsung dalam kecelakaan tersebut. Hingga saat ini, informasi yang berhasil dikumpulkan oleh polisi masih terbatas, dan pihak kepolisian mengajak masyarakat untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan yang saksama.
Kemudian dijelaskan bahwa Iko dan Ilham, setelah kecelakaan, segera dibawa ke RSUP Dr Kariadi menggunakan mobil dinas Brimob. Meskipun demikian, terdapat laporan berbeda dari keluarga Iko yang mendapatkan informasi bahwa putra mereka dirawat di rumah sakit pada siang hari, beberapa jam setelah kecelakaan terjadi.
Dalam pernyataannya, Kombes Pol Artanto menekankan bahwa mereka akan melakukan penelitian mendalam dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk memastikan semua fakta terungkap. Ini termasuk mengizinkan pihak keluarga untuk mendapatkan penjelasan detail mengenai keadaan Iko yang mengalami luka-luka sebelum meninggal.
Kejanggalan yang Menimbulkan Banyak Pertanyaan
Selama penyelidikan berjalan, ada berbagai laporan mengenai kondisi Iko sebelum ia meninggal. Terdapat indikasi luka serius di wajah Iko, termasuk bibir yang pecah dan lebam di sekitar matanya. Ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut apakah luka tersebut merupakan akibat dari kecelakaan atau berasal dari hal lain.
Ketua Pusat Bantuan Hukum IKA FH Unnes, Ady Putra Cessario, meminta pihak kepolisian untuk memberikan penjelasan yang jelas guna menghindari spekulasi di kalangan masyarakat. Ia menjelaskan bahwa keluarga dan rekan-rekan Iko masih berharap akan adanya kejelasan dalam penyebab kematiannya.
Dalam situasi ini, beragam opini muncul di kalangan mahasiswa dan masyarakat mengenai kejelasan keterangan dari pihak kepolisian. Beberapa mahasiswa bahkan merasa bahwa ada potensi penanganan yang tidak transparan terhadap kasus ini, yang semakin memperdalam kecemasan di antara mereka.