Jakarta, pada tanggal 15 Agustus 2025, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani melakukan hal yang tidak terduga saat menyampaikan pidato di Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI. Ia menyanyikan potongan lagu “Imagine” karya John Lennon, yang memiliki makna mendalam dan relevan dalam konteks kebangkitan kesadaran akan isu gender di Indonesia.
Dalam temuan pers setelah acara, Puan menjelaskan makna di balik pemilihan lagu tersebut. Menurutnya, “Imagine” mencerminkan harapan akan dunia yang lebih baik, di mana perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa.
“Saya ingin menekankan bahwa peran perempuan dalam pembangunan sangat penting. Kesetaraan gender harus menjadi bagian dari empat pilar utama dalam memajukan bangsa,” tegas Puan, yang menjadi Ketua DPR RI pertama dalam sejarah Indonesia.
Sebelum menyanyikan lagu tersebut di hadapan Presiden Prabowo dan audiens lainnya, Puan mengangkat isu kesetaraan gender dalam pidatonya. Mengacu pada data dari Badan Pusat Statistik (BPS), dia menegaskan bahwa perempuan mencakup hampir setengah dari total populasi Indonesia, dan penting bagi pembangunan untuk mempertimbangkan peran aktif mereka.
“Pembangunan yang inklusif bertujuan untuk memastikan bahwa suara dan kontribusi perempuan tidak diabaikan. Ini bukan hanya tentang hak asasi manusia, tetapi juga tentang keberhasilan pembangunan nasional,” ujar Puan dengan semangat.
Pentingnya Kesetaraan Gender dalam Pembangunan Nasional
Persoalan kesetaraan gender tidak hanya sekadar isu sosial, tetapi juga menjadi bagian integral dari pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Dalam banyak hal, perempuan sering kali terpinggirkan, padahal kontribusi mereka sangat signifikan. Puan menegaskan, untuk mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya yang lebih nyata dan struktural.
Dia mencatat bahwa meskipun ada kemajuan dalam keterwakilan perempuan di DPR, yang kini mencapai 21,9%, hal tersebut masih jauh dari target ideal 30%. Ini menunjukkan betapa pentingnya dukungan semua pihak untuk menciptakan sebuah lingkungan yang lebih inklusif dalam pengambilan keputusan.
“Jumlah persentase ini menunjukkan kemajuan, tetapi kita perlu berjuang lebih keras agar perempuan mendapatkan posisi yang lebih semestinya dalam pemerintahan,” lanjutnya.
Kontribusi Perempuan: Dari Kebijakan hingga Praktik
Perempuan memiliki potensi besar dalam berbagai sektor, termasuk politik, ekonomi, dan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa mereka memiliki akses dan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Pendidikan, pelatihan, dan dukungan dari pemerintah menjadi langkah awal yang krusial.
Melalui kebijakan yang mendukung partisipasi perempuan, harapannya adalah tercipta lingkungan di mana perempuan dapat mengambil peran aktif dan menyuarakan pendapat mereka. Puan menekankan bahwa pendidikan adalah kunci dalam menciptakan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender di masyarakat.
“Hanya dengan pendidikan, kita bisa mengubah pandangan masyarakat terkait peran perempuan. Keterampilan dan pendidikan yang baik akan membuka banyak peluang bagi mereka,” papar Puan.
Membangun Kesadaran Bersama akan Pentingnya Peran Perempuan
Untuk mencapai tujuan kesetaraan gender, diperlukan usaha bersama dari semua pihak, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun sektor swasta. Semua elemen harus bersatu untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesetaraan. Puan meminta agar semua stakeholder terlibat aktif dalam mewujudkan misi ini.
“Penting bagi kita untuk bekerja sama, berbagi pengalaman, dan memberikan dukungan. Dengan demikian, kita bisa mencapai tujuan yang kita impikan,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Isi lagu “Imagine” yang dinyanyikan Puan menggambarkan harapan akan dunia tanpa batasan dan diskriminasi. Dia berharap, kesetaraan tidak hanya menjadi slogan, tetapi menjadi kenyataan yang dirasakan oleh semua orang.
Di balik penampilan tersebut, ada pesan yang sangat kuat: bahwa dunia yang lebih baik dapat dicapai jika semua pihak bersatu untuk memperjuangkan kesetaraan. Dalam pidato tersebut, Puan menekankan pentingnya kolaborasi, bukan hanya di kalangan perempuan, tetapi juga antara laki-laki dan perempuan.