Bank Indonesia (BI) memberikan penjelasan penting mengenai keamanan penggunaan QRIS di Indonesia. Hal ini dikarenakan maraknya penipuan yang menyasar konsumen, di mana penipu menggunakan kode QR palsu agar pembayaran masuk ke rekening mereka, bukan ke merchant yang seharusnya.
Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, mengingatkan agar pengguna tetap waspada saat melakukan transaksi. Di dalam setiap transaksi, pengguna seharusnya memastikan nama merchant yang tertera pada QRIS sesuai dengan yang ada di tempat tersebut.
“Tidak ada yang namanya QRIS palsu, apa yang ada hanyalah penipuan” tegasnya dalam sebuah konferensi pers. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya bagi para konsumen untuk selalu memeriksa informasi sebelum menyelesaikan transaksi mereka.
Langkah-langkah untuk Mencegah Penipuan Melalui QRIS
Penting bagi pengguna untuk meneliti dengan seksama QRIS yang akan digunakan. Hal ini bisa dimulai dari melihat apakah nama merchant yang tertera sama dengan yang dilihat di tempat atau aplikasi. Dengan cara ini, risiko penipuan dapat diminimalisir.
Selain itu, setiap pedagang atau merchant disarankan untuk memasang QRIS secara jelas dan terlihat. Penjual juga harus memberi informasi tentang notifikasi yang akan mereka terima saat transaksi berhasil.
Filianingsih menambahkan, “Pembeli harus lebih teliti agar tidak salah dalam melakukan pemindaian.” Ini akan membantu dalam mengurangi kemungkinan penipuan dan memperkuat kepercayaan konsumen terhadap sistem pembayaran digital ini.
Statistik Penggunaan QRIS di Indonesia
Menurut data terbaru, hingga Agustus 2025, jumlah merchant yang menggunakan QRIS mencapai 40 juta. Ini merupakan angka yang sangat signifikan, bahkan melebihi target yang ditetapkan, yaitu sekitar 113 persen.
Dengan total transaksi yang mencapai Rp8,86 miliar, penggunaan QRIS menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Dari jumlah tersebut, sekitar 93 persen adalah pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang turut memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan penjualan mereka.
Tidak hanya itu, sejumlah 57,6 juta orang sudah terdaftar sebagai pengguna QRIS. Angka ini mencapai 85 persen dari target pengguna yang ditetapkan pada tahun ini, menunjukkan popularitas sistem pembayaran digital ini di kalangan masyarakat.
Pentingnya Edukasi Pengguna Mengenai QRIS
Edukasi bagi pengguna sangatlah vital dalam mengurangi risiko penipuan. Bank Indonesia berkomitmen untuk terus memberikan informasi dan pelatihan mengenai cara yang aman untuk bertransaksi menggunakan QRIS.
Pemahaman yang baik tentang bagaimana sistem ini bekerja akan memudahkan pengguna dalam mengidentifikasi potensi penipuan. Dengan demikian, kesadaran akan keamanan transaksi digital dapat ditingkatkan di masyarakat.
“Kedepannya, kami berharap semua pihak bisa bersama-sama menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem pembayaran ini,” kata Filianingsih. Ini menjadi misi bersama untuk menjadikan transaksi digital aman dan terpercaya.
Tantangan yang Dihadapi oleh Sistem QRIS
Meskipun QRIS berkembang pesat, tidak dapat dipungkiri bahwa masih ada tantangan yang dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memeriksa keaslian QRIS sebelum bertransaksi.
Selain itu, harus ada upaya lebih lanjut untuk mengedukasi merchant dan pengguna tentang cara melaporkan jika menemukan kasus penipuan. Dengan adanya saluran pelaporan yang jelas, diharapkan tindakan cepat dapat diambil.
Kemajuan teknologi juga membawa dampak negatif seperti munculnya cara-cara baru dalam berbuat curang. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau dan merevisi kebijakan yang ada agar tetap relevan dengan situasi saat ini.











