Film “The One” yang dirilis pada tahun 2001 menjadi salah satu karya yang mengusung konsep menarik mengenai multiverse dan perjalanan antardimensi. Mengisahkan Yulaw, karakter yang diperankan oleh Jet Li, film ini membawa penonton mengikuti petualangan seorang agen yang tidak hanya berhadapan dengan musuh, tetapi juga dengan versi dirinya sendiri di realitas paralel yang berbeda.
Di dalam alur cerita, Yulaw percaya bahwa dengan membunuh variasi dirinya yang ada di berbagai alam semesta, ia dapat menjadi makhluk super yang disebut “The One”. Penjelajahan yang dilakukan Yulaw mengungkapkan berbagai sisi dari karakter yang sama, namun hidup dalam konteks yang sangat berbeda.
Perjalanan Yulaw dalam Mencari Kekuatan
Gabriel Yulaw, yang merupakan mantan agen MultiVerse Authority (MVA), memiliki misi untuk memburu semua variasi dari dirinya di alam semesta alternatif. Ia percaya bahwa dengan membunuh 124 versi dirinya, ia dapat menyerap energi kehidupan dan mencapai kekuatan yang luar biasa. Hal ini menjadikannya satu-satunya harapan untuk menjadi “The One”.
Perjuangan Yulaw tidak hanya berkaitan dengan membunuh, tetapi juga berhadapan dengan konsekuensi dari tindakan tersebut. Dalam usahanya, ia membunuh Lawless, yang merupakan variasi ke-123, yang berada di alam semesta Anubis. Perbuatan ini membuatnya berhadapan dengan agen MVA yang lain, seperti Roedecker dan Funsch.
Setelah ditangkap, Yulaw harus menghadapi hukuman seumur hidup di koloni Stygian, yang terletak di Alam Semesta Hades. Namun, dengan kecerdikan dan keterampilan bertarungnya, Yulaw berhasil melarikan diri dan berpindah ke Alam Semesta Charis, di mana variasi terakhirnya, Gabe Law, berada.
Konflik Antara Dua Variasi Diri
Gabe Law, yang merupakan wakil sheriff di Los Angeles County, menemukan bahwa kekuatannya semakin meningkat dalam dua tahun terakhir. Dia mampu merasakan kehadiran Yulaw, meskipun dirinya masih asing dengan konsep perjalanan antardimensi. Yulaw dan Gabe, meski merupakan dua individu yang berbeda, tampak sangat mirip, tidak hanya dari segi penampilan tetapi juga dalam perilaku.
Keberadaan Yulaw menjadi ancaman bagi Gabe, karena jika Yulaw berhasil membunuhnya, ia dapat menyerap semua kekuatan dan menjadi “The One”. Di sisi lain, Roedecker dan Funsch juga memburu Yulaw, menciptakan ketegangan yang tak terhindarkan antar mereka.
Dengan segala ketegangan yang ada, Gabe dan Yulaw terpaksa bertemu dan berhadapan. Mereka mengenakan pakaian serupa untuk membingungkan para agen MVA, menciptakan situasi yang semakin berbahaya bagi keduanya. Pertarungan yang terjadi tidak hanya fisik, tetapi juga melibatkan keputusan moral yang harus diambil oleh masing-masing karakter.
Konsekuensi dari Tindakan di Alam Semesta Alternatif
The One memberikan gambaran tentang bagaimana tindakan dapat memengaruhi banyak realitas sekaligus. Yulaw, dalam pencariannya untuk mencapai kekuatan, tidak menyadari bahwa setiap nyawa yang diambilnya membawa konsekuensi besar yang akan kembali menghantuinya. Dilema moral yang dihadapi oleh karakter ini menunjukkan betapa kompleksnya realitas yang saling terhubung.
Sementara itu, Gabe yang terjebak di antara dua dunia berusaha memahami dirinya sendiri dan masa lalu yang kelam. Kekuatan yang dia peroleh bukan hanya hasil dari perjalanan antardimensi, tetapi juga dari pengalaman hidup yang membentuk siapa dirinya saat ini. Ini menambah lapisan mendalam pada karakter dan menyoroti pentingnya pilihan dalam hidup.
Film ini tidak hanya menyajikan aksi pertarungan yang menegangkan, tetapi juga mengajak penonton untuk mempertimbangkan implikasi dari kekuatan dan perjalanan antardimensi yang dihadapi karakter utamanya. Ketegangan antara mereka membawa kita pada refleksi mengenai identitas dan makna hidup di tengah berbagai kemungkinan.











