Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa target penerimaan pajak tahun ini mengalami kesulitan untuk dicapai. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tidak berjalan baik, di mana Purbaya menekankan bahwa tantangan ini bukan disebabkan oleh kesalahan pegawai Direktorat Jenderal Pajak (DJP).
Saat menghadiri rapat di Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak-Wajib Pajak Besar di Jakarta, Purbaya menyatakan bahwa penurunan ekonomi berkontribusi terhadap sulitnya mencapai target tersebut. Ia mendorong pegawai DJP untuk berupaya semaksimal mungkin dalam memastikan penerimaan pajak tetap optimal.
“Makanya target Anda susah dicapai, bukan salah orang pajak itu tidak tercapai, karena ekonominya turun,” ungkap Purbaya. Ia berupaya membangun semangat dan memberi motivasi kepada seluruh jajaran kementerian agar terus berpengaruh terhadap kondisi keuangan negara.
Optimisme Meskipun Tantangan Ada dalam Penerimaan Pajak
Purbaya mengakui bahwa kondisi perekonomian saat ini membuat banyak masyarakat tidak terlalu memperhatikan perkembangan penerimaan pajak. Namun, ia meyakini bahwa kerja keras yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan akan mulai menunjukkan hasil. Ia percaya penerimaan pajak akan mengalami perbaikan dalam waktu dekat.
“Mudah-mudahan nanti pajaknya agak membaik sedikit. Saya harapkan target-target bisa tercapai,” katanya optimis. Rasa optimisme tersebut menjadi penting untuk menggugah iktikad baik pegawai dalam mencapai target yang telah ditetapkan.
Purbaya juga menyampaikan keyakinannya terhadap penerimaan pajak di tahun 2026, di mana ia memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan. Dengan pertumbuhan yang diharapkan bisa mencapai 6 persen, ia yakin sektor swasta dapat bergerak lebih aktif dan produktif.
Strategi untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak di Masa Depan
Pemerintah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp2.076,9 triliun untuk tahun 2025. Mengingat strategi yang tepat dan implementasi yang kuat, target tersebut tampaknya tetap dapat dicapai. Data per September 2025 menunjukkan penerimaan pajak telah mencapai Rp1.295,3 triliun, yang setara dengan 62,4 persen dari target yang ditetapkan.
Namun, perlunya diwaspadai adalah fakta bahwa realisasi penerimaan pajak saat ini mengalami penurunan sebesar 4,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama dari tahun lalu. Untuk menciptakan ruang gerak, Kementerian Keuangan harus lebih proaktif dalam memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Mengetahui bahwa realisasi penerimaan pajak pada September 2024 mencapai Rp1.354,9 triliun, upaya perbaikan harus segera dilakukan. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya strategi yang ada untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran di kalangan masyarakat tentang kewajiban pajak.
Pentingnya Peran Masyarakat dalam Penerimaan Pajak
Dalam mencapai target penerimaan pajak, kesadaran dan dukungan masyarakat sangat diperlukan. Purbaya menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat dalam kewajiban perpajakan bisa memberikan dampak yang signifikan terhadap keadaan perekonomian. Masyarakat yang sadar akan pentingnya pajak akan sangat membantu dalam menjaga keberlangsungan pembangunan.
Melalui berbagai kampanye dan sosialisasi, pemerintah berupaya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang fungsi dan manfaat pajak. Keterlibatan ini sangat penting untuk menciptakan rasa kepemilikan terhadap negara dan program-program sosial yang dibiayai oleh pajak.
Oleh karena itu, Purbaya berkomitmen untuk terus mendorong pegawai DJP untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat. Penguatan komunikasi dan kolaborasi antara DJP dan masyarakat diharapkan akan memaksimalkan hasil penerimaan pajak demi kesejahteraan bersama.











