UMKM lokal di Indonesia kembali mencuri perhatian di kancah internasional melalui prestasi luar biasa yang ditunjukkan oleh L’île Chocolate. Usaha cokelat yang bermarkas di Padang, Sumatera Barat ini telah berhasil memperluas sayapnya dengan mengikuti ajang FHA Food & Beverage 2025 di Singapura, menunjukkan bahwa produk lokal mampu bersaing di pasar global.
Priscilla Raisa Partana, pemilik usaha tersebut, merasa optimis dengan partisipasinya. Dia percaya bahwa keikutsertaannya dalam ajang bergengsi ini membuka peluang baru untuk mengembangkan bisnisnya, terutama dalam menjangkau pasar internasional.
L’île Chocolate merupakan bagian dari PT Sumatra Coklat yang mengusung konsep ‘tree-to-bar’. Mereka mengolah bahan baku kakao secara mandiri dari hulu hingga hilir, melibatkan petani lokal untuk memastikan kualitas produk yang dihasilkan. Ini menjadi salah satu daya tarik utama dari produk yang mereka tawarkan.
“Tren craft chocolate di Indonesia kini tengah berkembang. Kami merasa momen ini sangat tepat untuk menunjukkan potensi produk kami,” kata Priscilla. Ia merasa bangga karena menggunakan kakao varietas BL50 yang secara lokal ditemukan oleh petani di daerah tersebut.
“Klon ini sangat cocok dengan kontur tanah dan iklim Sumatera Barat, sehingga hasilnya maksimal. Dalam satu pohon, produksi bisa mencapai dua hingga tiga ton, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan klon lain,” jelasnya.
Perjuangan di Tengah Pandemi: Tantangan dan Peluang bagi UMKM
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam perjalanan bisnis, Priscilla tetap berkomitmen untuk mempertahankan L’île Chocolate. Selama pandemi, usahanya terpaksa berhenti total karena hilangnya pembeli dari luar negeri, termasuk pengiriman produk ke London.
“Saat pandemi melanda, semua pembeli menghilang dan aktivitas ekspor terhenti. Itu adalah masa yang sangat sulit bagi kami,” katanya. Namun, dia tidak menyerah dan memilih untuk bertahan dengan mencari cara untuk menghidupkan kembali bisnisnya.
Proses pemulihan yang ditempuh Priscilla memang tidak instan. Dia memulai dengan memperkuat pasar lokal, membangun fondasi yang kuat sebelum kembali menjangkau pasar internasional.
“Meskipun pertumbuhan awal cukup lambat, kami sangat terbantu dengan kehadiran kafe di Padang yang menjual produk turunan cokelat,” ucapnya. Permintaan untuk produk seperti chili chocolate cassava rocher, cokelat khas yang menggunakan singkong balado, menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Usaha ini tidak hanya ditujukan untuk konsumen lokal, tetapi juga merambah ke segmen Horeka, seperti berbagai resort di Mentawai dan Bali. “Pandemi memberi kami kesempatan untuk menjajal pasar retail di Jakarta,” ungkap Priscilla.
Kesuksesan dalam Ajang Internasional: L’île Chocolate Menemukan Peluang Baru
Keikutsertaan L’île Chocolate dalam ajang FHA Food & Beverage 2025 di Singapura merupakan langkah strategis untuk memperkenalkan produk mereka. Priscilla menyatakan bahwa pameran tersebut memiliki kurasi yang ketat, sehingga hanya produk berkualitas yang dapat ditampilkan.
Pengalaman mengikuti expo ini sangat berkesan bagi Priscilla. “Kami bertemu dengan banyak buyer berkualitas yang memahami nilai-nilai produk yang kami tawarkan,” lanjutnya. Pengalaman tersebut tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga memberi dukungan yang signifikan bagi perkembangan usaha.
Menurutnya, jika ada kesempatan untuk mengikuti ajang serupa lagi, terutama di luar negeri, dia akan sangat antusias. Hal ini menunjukkan semangat dan tekad L’île Chocolate untuk terus maju di pasar internasional.
“Usaha kami adalah tentang lebih dari sekadar produk. Ini adalah kolaborasi dengan petani lokal dan kontribusi terhadap ekonomi daerah,” kata Priscilla.
Pihak BRI juga memberikan dukungan yang signifikan dalam keberhasilan L’île Chocolate. Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengungkapkan komitmennya untuk terus memberdayakan UMKM di Indonesia, menciptakan peluang yang lebih besar bagi pelaku usaha lokal.
Peran UMKM dalam Ekonomi Nasional: Membangun Kebangkitan Lokal
Hendy menegaskan bahwa UMKM memiliki potensi yang sangat besar untuk berkontribusi dalam penguatan ekonomi nasional. Dalam upayanya, UMKM juga dapat berperan dalam memperkenalkan budaya Indonesia melalui produk lokal ke pasar global.
“Dengan dukungan yang tepat, UMKM bisa memperluas cakupan usaha dan meningkatkan daya saing di kancah internasional,” tambahnya. Ini menegaskan pentingnya program pemberdayaan untuk mendorong keberhasilan pelaku UMKM seperti L’île Chocolate.
Kisah sukses Priscilla dan L’île Chocolate memberikan inspirasi bagi banyak pelaku UMKM lainnya di Indonesia. Melalui ketekunan dan strategi yang tepat, mereka telah berhasil menembus pasar global dan memperlihatkan bahwa produk lokal memiliki daya saing yang tinggi.
UMKM seperti L’île Chocolate bukan hanya membantu perekonomian lokal, tetapi juga berkontribusi dalam promosi citra Indonesia di kancah internasional. Dengan dukungan dari berbagai pihak, masa depan UMKM di Indonesia terlihat semakin cerah dan penuh harapan.
Keberhasilan ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana UMKM dapat beradaptasi dengan tantangan dan berhasil mengubahnya menjadi peluang. Komitmen untuk terus berkarya dan berinovasi adalah kunci untuk mencapai kesuksesan di era global ini.